Sabtu, 28 Oktober 2017

SEKILAS TENTANG TARUMANEGARA,GALUH PAKUAN & KALINGGA


Salakanagara


Rajatapura atau Salakanagara (Kota Perak) tercantum dalam Naskah Wangsakerta sebagai kota tertua di Pulau Jawa. Tokoh awal yang berkuasa di sini adalah Aki Tirem. Konon, kota inilah yang disebut Argyre oleh Ptolemeus dalam tahun 150 M, terletak di daerah Teluk Lada Pandeglang. Kota ini sampai tahun 362 M menjadi pusat pemerintahan Raja-Raja Wangsa Warman  I - VIII.

Jayasingawarman pendiri Tarumanagara adalah seorang Wangsa Warman yang jika ditelusuri sejarahnya,Wangsa Warman ini berasal dari nama Wangsa dari daerah Champa/China yang masih memiliki pertalian darah dengan Kerajaan Kutai yang menggunakan nama Wangsa Warman.Seperti yang disebut dalam babad Bali Sri Kesari Dalem Warman Dewa yang mengalahkan  Ratu Urgasena/ Maya Denawa merupakan keturunan Warwan dari Darmaseraya yang memiliki pertalian darah dengan Kutai yaitu Kudungga.

Kudungga adalah raja Kutai pertama yang merupakan penduduk asli Kalimantan yang menikah dengan seorang putri Champa/China dari Wangsa Warman,karena sangat cintanya kepada istrinya,maka keturunannya diberikan gelar Wangsa Warman.Hal terbukti dari nama gelar keturunannya seperti Purna Warman,Mula Warman dan lain-lain.Menurut babad Airlangga di Bali disebutkan bahwa keturunan Wangsa Warman menyebar ke Sumatra yaitu Mauli Warman Dewa yang mendirikan Kerajaan Darmaseraya, dan keturunannya yang ke Jawa Jayasinga Warman mendirikan Kerajaan Tarumanegara,dan Kesari Dalem Warman Dewa mendirikan Kerajaan di Bali yang akan menurunkan diantaranya Tabanendra Warman Dewa,Udayana Warman Dewa ,Airlangga dan lain-lain.

Tarumanagara


Berikut adalah raja-raja Tarumanagara:
  1. Jayasingawarman (358 - 382) Jayasingawarman pendiri Tarumanagara .Setelah Jayasingawarman mendirikan Tarumanagara, pusat pemerintahan beralih dari Rajatapura ke Tarumanagara. Salakanagara kemudian berubah menjadi Kerajaan Daerah. Jayasingawarman dipusarakan di tepi kali Gomati (Bekasi).
  2. Dharmayawarman (382 - 395 M) Dipusarakan di tepi kali Candrabaga.
  3. Purnawarman (395 - 434 M) Ia membangun ibukota kerajaan baru dalam tahun 397 yang terletak lebih dekat ke pantai dan dinamainya "Sundapura". Nama Sunda mulai digunakan oleh Maharaja Purnawarman dalam tahun 397 M untuk menyebut ibukota kerajaan yang didirikannya. Pustaka Nusantara, parwa II sarga 3 (halaman 159 - 162) menyebutkan bahwa di bawah kekuasaan Purnawarman terdapat 48 raja daerah yang membentang dari Salakanagara atau Rajatapura (di daerah Teluk Lada Pandeglang) sampai ke Purwalingga (sekarang Purbalingga?) di Jawa Tengah. Secara tradisional Ci Pamali (Kali Brebes) memang dianggap batas kekuasaan raja-raja penguasa Jawa Barat pada masa silam.
  4. Wisnuwarman (434-455)
  5. Indrawarman (455-515)
  6. Candrawarman (515-535 M) Pada tahun 535 M terjadinya Meletus Gunung Krakatau yang sangat dasyat yang menyebabkan tsunami yang sangat besar dan berdampak pada seluruh dunia
  7. Suryawarman (535 - 561 M) Suryawarman tidak hanya melanjutkan kebijakan politik ayahnya yang memberikan kepercayaan lebih banyak kepada raja daerah untuk mengurus pemerintahan sendiri, melainkan juga mengalihkan perhatiannya ke daerah bagian timur. Dalam tahun 526 M, misalnya, Manikmaya, menantu Suryawarman, mendirikan kerajaan baru di Kendan yang terkenal dengan Kerajaan Kendan, daerah Nagreg antara Bandung dan Limbangan, Garut. Sedangkan putera Manikmaya, tinggal bersama kakeknya di ibukota Tarumangara dan kemudian menjadi Panglima Angkatan Perang Tarumanagara. Perkembangan daerah timur menjadi lebih berkembang ketika cicit Manikmaya mendirikan Kerajaan Galuh dalam tahun 612 M.
  8. Kertawarman (561 - 628) Rakeyan Sancang (lahir 591 M) putra Raja Kertawarman (Kerajaan Tarumanagara 561 – 618 M). Raja Suraliman Sakti (568 – 597) putra Manikmaya cucu Suryawarman Raja Kerajaan Kendan adalah saudara sepupu Rakeyan Sancang
  9. Sudhawarman (628-639)
  10. Hariwangsawarman (639-640)
  11. Nagajayawarman (640-666)
  12. Linggawarman (666-669) Tarumanagara sendiri hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang raja. Dalam tahun 669, Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir, digantikan menantunya, Tarusbawa. Linggawarman sendiri mempunyai dua orang puteri, yang sulung bernama Manasih menjadi istri Tarusbawa dan yang kedua bernama Sobakancana menjadi isteri Dapunta Hyang Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya.
  13. Tarusbawa (669 – 723 M) Tarusbawa yang berasal dari Kerajaan Sunda Sambawa menggantikan mertuanya menjadi penguasa Tarumanagara yang ke-13. Karena pamor Tarumanagara pada zamannya sudah sangat menurun, ia ingin mengembalikan keharuman zaman Purnawarman yang berkedudukan di purasaba (ibukota) Sundapura. Dalam tahun 670 ia mengganti nama Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda. Peristiwa ini dijadikan alasan oleh Wretikandayun, cicit Manikmaya, untuk memisahkan Kerajaan Galuh dari kekuasaan Tarusbawa. Karena Putera Mahkota Galuh (Sena, Sanna atau Bratasena) berjodoh dengan Sanaha puteri Ratu Shima dari Kerajaan Kalingga, Jepara, Jawa Tengah, maka dengan dukungan Kalingga, Wretikandayun menuntut kepada Tarusbawa supaya bekas kawasan Tarumanagara dipecah dua. Dalam posisi lemah dan ingin menghindarkan perang saudara, Tarusbawa menerima tuntutan Galuh. Dalam tahun 670 M Kawasan Tarumanagara dipecah menjadi dua kerajaan, yaitu: Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh dengan Citarum sebagai batas.

1 komentar: