Sabtu, 21 September 2019
KRONIK CHINA TENTANG KIYAI NALA
Pada tahun Isaka 1203 (1281 M) dari negeri China datang dua orang putri Raja Ming / Miao Li (yang dikenal dengan Mauliwarma Dewa) keturunan Thong (Raja Miao Ciang) / Raja Li, Kerajaan Ming artinya Sinar / Surya,wilayah Cina waktu itu / Campa / Melayu (sekarang Malaya) Singapura atau Tumasek hingga laut Cina Selatan (Nan Hay). Belakangan berhasil di satukan Madjapahit dan China di kuasai dinasty Cing / Ming karena Mongol / Khan sudah runtuh, makanya kita disebut bangsa “INDO-CINA” yang jadi cikal bakal bangsa Indonesia.jadi orang yang tinggal di daratan China hingga ujung selatan (Melayu) disebut orang Indo-Cina .
Daratan China ke utara bernama “Mantjupai”. Madjapahit pun simbolnya Surya / Sinar , sedangkan simbol Raja adalah Macan putih. Dua Putri Raja Ming / Miao LI tersebut datang lengkap dengan dayang-dayang, pengawal ,para suhu dan lain-lain, kedua putri tersebut adalah “ Dara Jingga “ dan adiknya “ Dara Petak ” (Putih), keadatangan Putri China ini pada jaman Kerajaan Singhasari yaitu pada masa pemerintahan Sri Kerthanegara / Bathara Siwa tahun isaka 1190-1214 atau tahun (1268-1292 Masehi). Putri Dara Petak bergelar “ Maheswari ” diperistri oleh Sri Jayabaya atau Prabu Brawijaya I / Bhre Wijaya / Raden Wijaya , Raja Madjapahit pertama yang juga bergelar “ Sri Kertha Rajasa Jaya Wisnu Wardana ” pada tahun isaka 1216-1231 atau tahun (1294-1309 Masehi) yang selanjutnya menurunkan Prethi Santana / keturunan bernama “ Kala Gemet ” yang menjadi Raja Madjapahit kedua pada tahun 1309-1328 M, yang bergelar “ Jaya Negara ”. Sedangkan Putri Dara Jingga yang bergelar ‘’ Indreswari’’ atau Li Yu Lan atau Sri Tinuhanengpura (yang dituakan di Pura Singosari dan Madjapahit) diperistri oleh Sri Jayasabha yang bergelar “ Sri Wilatikta Brahmaraja I ” atau “ Hyang Wisesa “ .
Gelar Li adalah dari Raja Tong “ Li Ti “ (Li Wang Ti) yang mengirim Putri Macan Putih ke Kahuripan, Sri Jayasabha adalah pembesar Singosari dengan pangkat “ Maha Menteri ” . Putri Dara Jingga dalam lontar dikenal, yang berbunyi “ Dara Jingga arabi Dewa Sang Bathara Adwaya Brahma “ yang selanjutnya menurunkan putra sebanyak enam orang laki-laki yaitu : Sri Cakradara, Arya Dhamar, yang disebut juga dengan Arya Teja alias Kiyayi Nala atau Adityawarman, Arya Kenceng, Arya Kuthawaringin, Arya Sentong dan Arya Pudak yang kemudian menjadi Penguasa / Raja Di Bali. Juga disebutkan dalam kitab Cina Yin Yai Sin Land dan lontar Madjapahit bahwa pada pemerintahan Jaya Negara (Raja Madjapahit Kedua), Arya Damar (Adityawarman) yang masih saudara raja diutus sebagai wakil Madjapahit ke negeri Cina (1325 M), demikian juga pada masa pemerintahan Sri Tribuana Tungga Dewi , Arya Dhamar diberi gelar “ Arya Dewa Raja Pu Aditya ” ditulis pada prasasti Blitar (1331 M) dan oleh Ratu Tri Buana Arya Damar diutus kembali ke negeri Cina pada tahun 1332 M.
Di China Arya Damar di terima oleh kaisar Cing Wang (Raja Cing) dan di akui sebagai Sekiya Li Yu Lan / keturunan Putri Raja Li yang bernama Yulan,di Cina Dinasty yang sudah berusia 2500 tahun ini sangat disegani karena Raja Dinasty Li adalah termasuk Kerajaan Pemersatu yang disebut Kerajaan THANG / TONG yang menghasilkan Dewi Kwan Im / Avalokitesvara dan di puja seantero dunia termasuk Madjapahit, Dinasty Li ini tersebar di Indo China termasuk Perdana Menteri Singapura yang terkenal Li Kwan Yu jadi gelar Li itu sangat hebat karena berarti, Indonesia kurang memperhatikan sejarah / tulisan China karena pada zaman Orde Baru melarang tulisan China bahkan sekolah yang berbau China ditutup.tulisan tulisan China atau berita dari China sangat dibutuhkan karena akan mengungkap sejarah bangsa Indonesia yang mempunyai budaya yang adi luhung pada zaman kerajaan Madjapahit yang mempersatukan Nusantara dan sistimnya di pakai oleh seluruh dunia dengan adanya bukti , bahwa semua negara memilih perdana menteri untuk menjalankan pemerintahan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar