Mwah walian kang kata nguni ,ri kaprityaksan ikang ksatriya nemangsanak,mapa iwiryan,Sang maka pangarep ,kan apanengeran Raden Cakradara,antyan ta listwayu,paripurna swabania,dibya guna widya wicaksana sulaksana tan kapingginggan ring sarwa tatwa, sudira widagdeng pran,sira a panilih inatep ing swaymbara manggeh maskawinira Sang Raja Dewi Bra Wilwatikta kaping trini, ri telasaning awiwaha abiseka sira Sri Kreta Wardana.
Kunang kang kaping rwa akweh pangeranira Sirarya Damar, Arya Teja mwah Kyai Nala,samangkana pasamodyaning namanira, Diaksa pwanggehira antyanta wak bajranira,kesari padanira ring kasudiran.
Sang kaping 3 apeneleh Siraya Kenceng subaga ring kawirosan, wiarga padanya ring kawiran.
Kang kaping 4 Sirarya Kuta Waringin,kaping 5 Sirarya Sentong , mwah kaping 6 Sirarya Belong prasama sira widagdeng niti, iwir Gandawardana patranira, pada ambahudanda sira Sang Arya kalima ri talampaken sukunira Sri Maharaja Dewi Wilwatikta.
Terjemahan bebas
"Kembali diceritakan lagi, tentang para ksatria enam bersaudara itu, bagaimana keadaannya ?. Yang sulung bernama Raden Cakradara, alangkah tampan dan sempurna wajahnya, tinggi ilmunya, cerdas dan bijaksana, bajik prilakunya, banyak pengetahuannya, pemberani dan mahir dalam pertempuran. Di dalam sayembara beliau terpilih untuk dijadikan suami oleh sang raja putri Bra Wilwatikta ( raja Majapahit ) yang ketiga. Setelah menikah beliau bergelar Sri Kerta Wardana. Adapun yang kedua banyak nama beliau, Sirarya Damar, Arya Teja, Kyayi Nala. Demikian jumlah namanya. Jabatannya 'Dyaksa', perintahnya selalu ditaati, bagaikan singa keberanian beliau. Yang ketiga bernama Sirarya Kenceng, terkenal tentang keganasannya, keberaniannya ibarat harimau. Yang keempat Sirarya Kuta Waringin. Yang kelima Sirarya Sentong, Serta yang keenam Sirarya Belog, semuanya itu pandai bersilat lidah, bagaikan kelompok gandara prilaku mereka. Kelima para arya itu menjadi pejabat penting ( bahudanda ) mengabdikan diri dibawah Sri Maha Rajadewi Wilatikta ( Majapahit )".
Kembali diceritakan
lagi, tentang para ksatria enam bersaudara itu, bagaimana keadaannya ?.
Yang sulung bernama Raden Cakradara, alangkah tampan dan sempurna
wajahnya, tinggi ilmunya, cerdas dan bijaksana, bajik prilakunya, banyak
pengetahuannya, pemberani dan mahir dalam pertempuran. Di dalam
sayembara beliau terpilih untuk dijadikan suami oleh sang raja putri Bra
Wilwatikta ( raja Majapahit ) yang ketiga. Setelah menikah beliau
bergelar Sri Kerta Wardana.
Adapun yang kedua banyak nama beliau, Sirarya Damar, Arya Teja,
Raden Dilah, Kyayi Nala. Demikian jumlah namanya. Jabatannya 'Dyaksa',
perintahnya selalu ditaati, bagaikan singa keberanian beliau.
Yang ketiga bernama Sirarya Kenceng, terkenal tentang keganasannya,
keberaniannya ibarat harimau.
Yang keempat Sirarya Kuta Waringin.
Yang kelima Sirarya Sentong,
Serta yang keenam Sirarya Belog,
semuanya itu pandai bersilat lidah, bagaikan kelompok gandara prilaku
mereka. Kelima para arya itu menjadi pejabat penting ( bahudanda )
mengabdikan diri dibawah Sri Maha Rajadewi Wilatikta ( Majapahit )
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Kembali diceritakan
lagi, tentang para ksatria enam bersaudara itu, bagaimana keadaannya ?.
Yang sulung bernama Raden Cakradara, alangkah tampan dan sempurna
wajahnya, tinggi ilmunya, cerdas dan bijaksana, bajik prilakunya, banyak
pengetahuannya, pemberani dan mahir dalam pertempuran. Di dalam
sayembara beliau terpilih untuk dijadikan suami oleh sang raja putri Bra
Wilwatikta ( raja Majapahit ) yang ketiga. Setelah menikah beliau
bergelar Sri Kerta Wardana.
Adapun yang kedua banyak nama beliau, Sirarya Damar, Arya Teja,
Raden Dilah, Kyayi Nala. Demikian jumlah namanya. Jabatannya 'Dyaksa',
perintahnya selalu ditaati, bagaikan singa keberanian beliau.
Yang ketiga bernama Sirarya Kenceng, terkenal tentang keganasannya,
keberaniannya ibarat harimau.
Yang keempat Sirarya Kuta Waringin.
Yang kelima Sirarya Sentong,
Serta yang keenam Sirarya Belog,
semuanya itu pandai bersilat lidah, bagaikan kelompok gandara prilaku
mereka. Kelima para arya itu menjadi pejabat penting ( bahudanda )
mengabdikan diri dibawah Sri Maha Rajadewi Wilatikta ( Majapahit )
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Kembali diceritakan
lagi, tentang para ksatria enam bersaudara itu, bagaimana keadaannya ?.
Yang sulung bernama Raden Cakradara, alangkah tampan dan sempurna
wajahnya, tinggi ilmunya, cerdas dan bijaksana, bajik prilakunya, banyak
pengetahuannya, pemberani dan mahir dalam pertempuran. Di dalam
sayembara beliau terpilih untuk dijadikan suami oleh sang raja putri Bra
Wilwatikta ( raja Majapahit ) yang ketiga. Setelah menikah beliau
bergelar Sri Kerta Wardana.
Adapun yang kedua banyak nama beliau, Sirarya Damar, Arya Teja,
Raden Dilah, Kyayi Nala. Demikian jumlah namanya. Jabatannya 'Dyaksa',
perintahnya selalu ditaati, bagaikan singa keberanian beliau.
Yang ketiga bernama Sirarya Kenceng, terkenal tentang keganasannya,
keberaniannya ibarat harimau.
Yang keempat Sirarya Kuta Waringin.
Yang kelima Sirarya Sentong,
Serta yang keenam Sirarya Belog,
semuanya itu pandai bersilat lidah, bagaikan kelompok gandara prilaku
mereka. Kelima para arya itu menjadi pejabat penting ( bahudanda )
mengabdikan diri dibawah Sri Maha Rajadewi Wilatikta ( Majapahit )
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Kembali diceritakan
lagi, tentang para ksatria enam bersaudara itu, bagaimana keadaannya ?.
Yang sulung bernama Raden Cakradara, alangkah tampan dan sempurna
wajahnya, tinggi ilmunya, cerdas dan bijaksana, bajik prilakunya, banyak
pengetahuannya, pemberani dan mahir dalam pertempuran. Di dalam
sayembara beliau terpilih untuk dijadikan suami oleh sang raja putri Bra
Wilwatikta ( raja Majapahit ) yang ketiga. Setelah menikah beliau
bergelar Sri Kerta Wardana.
Adapun yang kedua banyak nama beliau, Sirarya Damar, Arya Teja,
Raden Dilah, Kyayi Nala. Demikian jumlah namanya. Jabatannya 'Dyaksa',
perintahnya selalu ditaati, bagaikan singa keberanian beliau.
Yang ketiga bernama Sirarya Kenceng, terkenal tentang keganasannya,
keberaniannya ibarat harimau.
Yang keempat Sirarya Kuta Waringin.
Yang kelima Sirarya Sentong,
Serta yang keenam Sirarya Belog,
semuanya itu pandai bersilat lidah, bagaikan kelompok gandara prilaku
mereka. Kelima para arya itu menjadi pejabat penting ( bahudanda )
mengabdikan diri dibawah Sri Maha Rajadewi Wilatikta ( Majapahit )
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Dengan melihat cuplikan Babad Arya Tabanan dan Ratu Tabanan, maka seperti apa disebut dalam Babad Arya Kenceng Tabanan, bahwa ke 6 putra dari Adwaya Brahma yaitu putra sulungnya yaitu Arya Cakradara yang dinikahkan dengan Dewi Wilwatikta yaitu Tri Buwana Tunggadewi Jayawisnuwardani,dan dari pernikahan tersebut maka lahirlah Hayam Wuruk.
Sedangkan putra ke 2 dari Adwaya Brahma adalah Arya Damar atau Arya Teja yang kenal dengan lain pada babad Arya Kenceng dan babad Arya Tabanan dan Ratu Tabanan dengan nama " Kyai Nala " yaitu nama lain dari Adhitiyawarman.Kyai Nala / Adhitiyawarman pada tahun 1342 M bersama Gajah Mada ditugaskan menaklukkan Bedahulu dan Lo Gajah di Bali,dan setelah Bali takluk,maka Kyai Nala dan Gajah Mada mengangkat Arya Kenceng yang merupakan adik kandung Kyai Nala/ Adhitiyawarman menjadi Raja Tabanan,Dan salah seorang putra Kyai Nala menjadi patih Samprangan .
Pada tahun 1343 M Kyai Nala melanjutkan menaklukan Gurun, Sukun,Lombok Mirah dan Sasak di Pulau Lombok,dan setelah Lombok ditaklukkan,maka Kyai Nala/ Adhitiyawaman menjadikan seorang putranya menjadi Bhatara di Lombok yang bernama Bhatara Tunggul Nala.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus