Pada tahun Isaka 1203 (1281 M) dari negeri Cina datang dua orang putri
Raja Ming / Miao Li (yang dikenal dengan Mauliwarma Dewa) keturunan
Thong (Raja Miao Ciang) / Raja Li, Kerajaan Ming artinya Sinar /
Surya,wilayah Cina waktu itu / Campa / Melayu (sekarang Malaya)
Singapura atau Tumasek hingga laut Cina Selatan (Nan Hay). Belakangan
berhasil di satukan Madjapahit dan Cina di kuasai dinasty Cing / Ming
karena Mongol / Khan sudah runtuh, makanya kita disebut bangsa
“INDO-CINA” yang jadi cikal bakal bangsa Indonesia.jadi orang yang
tinggal di daratan Cina hingga ujung selatan (Melayu) disebut orang
Indo-Cina . Daratan Cina ke utara bernama “Mantjupai”. Madjapahit pun
simbolnya Surya / Sinar , sedangkan simbol Raja adalah Macan putih. Dua
Putri Raja Ming / Miao LI tersebut datang lengkap dengan dayang-dayang,
pengawal ,para suhu dan lain-lain, kedua putri tersebut adalah “ Dara
Jingga “ dan adiknya “ Dara Petak ” (Putih), keadatangan Putri Cina ini
pada jaman Kerajaan Singhasari yaitu pada masa pemerintahan Sri
Kerthanegara / Bathara Siwa tahun isaka 1190-1214 atau tahun (1268-1292
Masehi).
Putri Dara Petak bergelar “ Maheswari ” diperistri oleh Sri Jayabaya
atau Prabu Brawijaya I / Bhre Wijaya / Raden Wijaya , Raja Madjapahit
pertama yang juga bergelar “ Sri Kertha Rajasa Jaya Wisnu Wardana ” pada
tahun isaka 1216-1231 atau tahun (1294-1309 Masehi) yang selanjutnya
menurunkan Prethi Santana / keturunan bernama “ Kala Gemet ” yang
menjadi Raja Madjapahit kedua pada tahun 1309-1328 M, yang bergelar “
Jaya Negara ”.
Sedangkan
Putri Dara Jingga yang bergelar
‘’ Indreswari’’ atau
Li Yu Lan atau
Sri Tinuhanengpura (yang dituakan di Pura Singosari dan Madjapahit) diperistri oleh
Sri Jayasabha yang bergelar
“ Sri Wilatikta Brahmaraja I ” atau
“ Hyang Wisesa “ . Gelar
Li adalah dari
Raja Tong “ Li Ti “ (Li Wang Ti)
yang mengirim Putri Macan Putih ke Kahuripan, Sri Jayasabha adalah
pembesar Singosari dengan pangkat “ Maha Menteri ” . Putri Dara Jingga
dalam lontar dikenal, yang berbunyi
“ Dara Jingga arabi Dewa Sang Bathara Adwaya Brahma “ yang selanjutnya menurunkan putra sebanyak enam orang laki-laki yaitu :
1-
Sri Cakradara,( Suami dari Tri Buwana Tunggadewi Jayawisnuwardani )
2- Arya Dhamar, yang disebut juga dengan
Arya Teja alias
Kiyayi Nala atau
Adityawarman,( yang ditugaskan bersama Gajah Mada menaklukan Bali dan Lombok )
3-Arya Kenceng, ( Menjadi Raja Tabanan )
4-Arya Kuthawaringin,
5-Arya Sentong
6-Arya Pudak yang kemudian menjadi Penguasa / Raja Di Bali.
Juga disebutkan dalam kitab Cina
Yin Yai Sin Land dan
lontar Madjapahit
bahwa pada pemerintahan Jaya Negara (Raja Madjapahit Kedua), Arya Damar
(Adityawarman) yang masih saudara raja diutus sebagai wakil Madjapahit
ke negeri Cina (1325 M), demikian juga pada masa pemerintahan Sri
Tribuana Tungga Dewi , Arya Dhamar diberi gelar
“ Arya Dewa Raja Pu Aditya ”
ditulis pada prasasti Blitar (1331 M) dan oleh Ratu Tri Buana Arya Damar/Kyai Nala/Adhitiyawarman diutus kembali ke negeri Cina pada tahun 1332 M. Di Cina Arya
Damar/Kyai Nala/Adhitiyawarman di terima oleh kaisar Cing Wang (Raja Cing) dan di akui sebagai
Sekiya Li Yu Lan / keturunan Putri Raja Li yang bernama Yulan,di Cina
Dinasty yang sudah berusia 2500 tahun ini sangat disegani karena Raja
Dinasty Li adalah termasuk Kerajaan Pemersatu yang disebut Kerajaan
THANG / TONG yang menghasilkan Dewi Kwan Im / Avalokitesvara dan di puja
seantero dunia termasuk Madjapahit, Dinasty Li ini tersebar di Indo
Cina termasuk Perdana Menteri Singapura yang terkenal Li Kwan Yu jadi
gelar Li itu sangat hebat karena berarti Raja,
Indonesia
kurang memperhatikan sejarah / tulisan cina karena pada zaman Pemerintahan Orde Baru melarang tulisan cina bahkan sekolah yang
berbau cina ditutup karena tulisan cina akan mengungkap sejarah bangsa
Indonesia yang mempunyai budaya yang adi luhung pada zaman kerajaan
Madjapahit yang mempersatukan Nusantara dan sistimnya di pakai oleh
seluruh dunia dengan adanya bukti semua negara memilih perdana menteri
untuk menjalankan pemerintahan
Klik dulu baru bisa rasakan ayam bangkok
BalasHapus