Pada abad ke-4 M di Kutai
(Tenggarong), Kalimantan Timur berdiri sebuah kerajaan Hindu dengan
Rajanya bernama Kudungga. Menurut beberapa ahli sejarah, Kudungga adalah
penduduk asli, kepala suku Kutai. Ia mengawini seorang putri dari Campa
(Muangthai) keturunan Raja Bhadawarman. Karena cintanya yang kuat,
Kudungga mengikuti agama istrinya, dan ketika anak lelakinya lahir
dinamai Aswawarman, mengambil nama marga “Warman” dari leluhur mertuanya
di Campa.
Selanjutnya Aswawarman berputra tiga lelaki yakni:
Mulawarman beristana tetap di Kutai (Tenggarong), sedangkan kedua
adiknya yakni Purnawarman mendirikan Kerajaan Tarumanegara di Jawa-Barat
(dekat Bogor) dan Mauli Warmadewa mendirikan kerajaan Sriwijaya di
Sumatra Selatan (dekat Palembang). Pada abad ke-10 salah seorang
keturunan Mauli Warmadewa bernama Sri Kesari Warmadewa datang ke Bali,
dan mengalahkan raja yang berkuasa saat itu: Sri Ratu Ugrasena yang
dikenal dalam mitologi sebagai Mayadenawa.
Sri Kesari Warmadewa
kemudian menobatkan diri sebagai Raja dengan gelar: Sri Wira Dalem
Kesari. Selama kurun waktu hampir 100 tahun, dinasti Warmadewa memegang
tampuk pimpinan, walaupun dibeberapa periode pernah direbut oleh
Raja-Raja dari dinasti lain.
Darma Udayana Warmadewa adalah
keturunan Sri Kesari Warmadewa. Ia memerintah bersama-sama istrinya:
Gunapria Darmapatni atau juga bernama Mahendradata, yakni putri Mpu
Sindok, Raja Mataram (Jawa Tengah). Dari perkawinan ini mereka mempunyai
dua anak lelaki yakni Erlangga dan Anak Wungsu. Anak Wungsu tetap di
Bali menggantikan kedududkan ayahnya, sedangkan Erlangga pergi ke Jawa
Timur dan pada tahun 1016 menikahi putri Darmawangsa (Raja Medangkemulan
di Pasuruan). Pada tahun 1019 Erlangga menjadi Raja menggantikan
mertuanya dengan gelar: Rakai Halu Sri Lokeswara
Dharmawangsa Teguh
Wikramottunggadewa.Adik Airlangga bernama Anak Wungsu kemudian menjadi
raja di Bali menggantikan ayahnya. Karena Anak Wungsu tidak ada kaitan
dengan keturunan arya di bali, maka di sini tidak diuraikan lebih
lanjut.
Airlangga menurunkan raja-raja Daha dengan urutan sebagai berikut;1.Sri Semarajaya2.Sri Jayawarsa3.Sri Bameswara4.Sri Jayabaya5.Sri Sarmeswara6.Sri Ayeswara7.Sri Gandra8.Sri Kameswara9.Sri Kertajaya10.Sri Jayasabha11.Sri Sastra JayaAdapun salah satu buyut dari Jayasabha bernama Sri Adwaya Brahma menjadi menteri Hino atau Mahamenteri di Kerajaan Shingasari di zaman pemerintahan Prabu Kertnegara .Sri Adwaya Berahma kawin dengan putri China yang bernama Dara Jingga dan Sri Adwaya Brahma diberikan gelar dengan nama buyutnya Sri Jayasabha Brahmaraja.
Pada prasasti Padangroco
tertulis bahwa, arca Amoghapasa dikawal dari Jawa oleh 14 orang,
termasuk Adwayabrahma yang ditulis paling awal. Adwayabrahma sendiri
menjabat sebagai Rakryan Mahamantri pada pemerintahan Prabu Kertanagara.
Pada zaman itu, jabatan ini merupakan jabatan tingkat tinggi atau gelar
kehormatan yang hanya boleh disandang oleh kerabat raja.karena
Adwayabrahman adalah merupakan kerabat raja Singosari yang berasal dari
Kerajaan Kesari yang bergelar Sri Jayasabha adalah adik dari Prabu
Jayabaya Raja Kediri,istilah “Dewa” dalam Pararaton adalah jabatan
Rakryan Mahamantri pada sebuah Kerajaan.Dara Jingga adalah putri dari
Srimat Tribhuwanaraja Mauliawarmadewa, raja Kerajaan Dharmasraya dan
juga merupakan kakak kandung dari Dara Petak. Dara Jingga memiliki
sebutan Sira Alaki Dewa, dia yang dinikahi orang yang bergelar Dewa,oleh
sebab itu maka Dara Jingga dinikahi oleh Adwaya Brahman yang disebut
juga dengan nama Sri Jayasabha.Adwaya Brahman adalah pembesar
Shingoshari dan pada zaman Kerajaan Majapahit juga berpangkat “Maha
Menteri”.memperistri Putri Dara Jingga yang dalam lontar Arya Damar
disebutkan : "Dara Jingga arabi Dewa Sang Bathara Adwaya Brahma yang
selanjutnya menurunkan putra sebanyak enam orang laki-laki yaitu:
1-Sri Cakradara,( suami Tribuana Tunggadewi )
2-Arya Dhamar (yang disebut juga dengan Arya Teja alias Kiayi Nala yang melakukan exspedisi ke Lombok tahun 1343 M),
3-Arya Kenceng ( yang menurunkan raja Tabanan Bali },
4-Arya Kuthawaringin,
5-Arya Sentong
6--Arya Pudak
Dalam babad Arya Kenceng Tabanan Bali disebutkan,Dara Jingga” dan
adiknya “Dara Petak” (Putih), keadatangan Putri ini pada zaman Kerajaan
Singhasari yaitu pada masa pemerintahan Sri Kerthanegara/Bathara Siwa
tahun isaka 1190-1214 atau tahun (1268-1292 Masehi).
Putri Dara
Petak bergelar “Maheswari” diperistri oleh Sri Jayabaya atau Prabu
Brawijaya I/Bhre Wijaya/Raden Wijaya, Raja Madjapahit pertama yang juga
bergelar “Sri Kertha Rajasa Jaya Wisnu Wardana” pada tahun isaka
1216-1231 atau tahun (1294-1309 Masehi) yang selanjutnya menurunkan
Prethi Santana/keturunan bernama “Kala Gemet” yang menjadi Raja
Madjapahit kedua pada tahun 1309-1328 M, yang bergelar “Jaya Negara”.
Sedangkan Putri Dara Jingga yang bergelar Indreswari atau Sri
Tinuhanengpura (yang dituakan di Pura Singosari dan Madjapahit)
diperistri oleh Sri Jayasabha yang bergelar Sri Wilatikta Brahmaraja I
atau Hyang Wisesa. Sri Jayasabha adalah pembesar Singosari dengan
pangkat “Maha Menteri”. Putri Dara Jingga dalam lontar dikenal, yang
berbunyi: Dara Jingga arabi Dewa Sang Bathara Adwaya Brahma yang
selanjutnya menurunkan putra sebanyak enam orang laki-laki yaitu: Sri
Cakradara, Arya Dhamar (yang disebut juga dengan Arya Teja alias Kiyai
Nala atau Adityawarman), Arya Kenceng, Arya Kuthawaringin, Arya Sentong
dan Arya Pudak yang kemudian menjadi Penguasa/Raja Di Bali
Bersama dengan keempat belas pengiringnya dan saptaratna, dibawa dari
Bhumi Jawa ke Swarnnabhumi" dan bahwa "Rakyan Mahamantri Dyah
Adwayabrahma" adalah salah seorang pengawal arca tersebut. Setelah
berhasil melaksanakan tugasnya, Mahesa Anabrang membawa Dara Jingga dan
Dara Petak kembali ke Pulau Jawa untuk menemui Prabu Kertanagara yaitu
raja yang mengutusnya.Setelah sampai di Jawa, ia mendapatkan bahwa Prabu
Kertanagara telah tewas dan Kerajaan Singhasari telah musnah oleh
Jayakatwang, Raja Kadiri. Jayakatwang itu sendiri telah tewas dibunuh
pasukan Mongol yang akhirnya diserang oleh Raden Wijaya. Raden Wijaya
kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit yang merupakan lanjutan dari
Kerajaan Singhasari.Oleh karena itu, Dara Petak, adik Dara Jingga
kemudian dipersembahkan kepada Raden Wijaya, yang kemudian memberikan
keturunan Raden Kalagemet atau Sri Jayanagara,yaitu yang menjadi raja
Majapahit ke Dua.
Setelah itu Airlangga mengundurkan diri menjadi
pendeta dengan bhiseka Rsi Jatayu.Dengan seorang gadis pegunungan
Airlangga mempunyai putra bernama Sira Arya Buru (Arya Timbul). Arya
Buru hanya mempunyai seorang anak perempuan bernama Nyi Gunaraksa,
dikawini oleh Ki Pasek Tutuan, dengan syarat Ki Pasek Tutuan seketurunan
menyembah roh Arya Buru.
Keturunan Erlangga yang datang ke Bali dan
Lombok adalah: Sire Arya Buru, Sire Aryeng Kepakisan juga disebut Arya
Kepakisan atau Nararya Kepakisan dan di Lombok dikenal dengan nama
Bathara Indra Sakti( yang dilantik menjadi Raja Klungkung Bali oleh
Gajah Mada tahun 1352 M), Sira Arya Kutawaringin, Sira Arya Gajahpara,
Sira Arya Getas( salah satu keturunannya bernama Arya Sudarsana/Banjar
Getas di Lombok ),sira Kebo Anabrang,Sira Arya Tunggul Nala ( yang
dmenjadi Raja Lombok tahun 1343 M ) ,Sira Arya
Kertha Jala ( menjadi Raja Gowa )
Gajah Mada bersama Kiyai Nala membentuk Bre atau Bhatara di Bali,Lombok dan Goa sebagai perwakilan Majapahit yaitu :
1-Sira Aryeng Kepakisan menjadi patih agung di
Puri Samprangan, sebagai tangan kanan raja Bali pertama yang diangkat
oleh Majapahit pada tahun 1352 M yaitu Sri Aji Kresna Kepakisan adalah seorang keturunan Empu Baradah yang
dikenal dalam babad lombok dengan nama Bethare Indra Sakti .
2-Bethara Tunggul Nala adalah salah satu putra dari Kiyai Nala / Aditiyawarman menjadi Raja
Lombok di Pelabuhan Kayangan Lombok .
3-Bethara Kertha Jala dilantik menjadi Raja Gowa ..
Nama Arya Damar dikenal pada salah satu babad Arya Damar dari sekian
versi babad tentang Arya Damar menyebutkan Arya Damar mempunyai nama
lain yaitu Aditiyawarman,dan dalam babad Arya Kenceng di Tabanan Bali
Arya Damar dikenal juga dengan nama Sira Arya Teja dan dikenal pula
dengan nama Kiyai Nala. Dengan adanya nama Kiyai Nala yang mengadakan
ekspedisi ke Lombok tahun 1343 M ,maka yang sebenarnya datang ke Lombok
tersebut ialah Aditiyawarman sendiri yang bergelar Kiyai Nala,Di dalam
babad Lombok disebutkan Kiyai Nala menjadikan tiga orang putera yang
dijadikan sebagai Raja Klungkung Bali.Raja Lombok dan Raja Gowa.
Dari sumber babad Erlangga,dikatakan bahwa Sri Krisna Kepakisan itu
merupakan cucu buyut dari dari Empu Baradah yang
dilantik oleh Gajah Mada menjadi Raja Klungkung Bali pada tahun 1352
M.Dari sumber Babad Lombok menyatakan bahwa Kiyai
Nala dalam ekspedisinya ke Lombok tahun 1343M menjadikan puteranya yang bergelar Bre Tunggul Nala menjadi Bhatara di Lombok sebagai perwakilan Majapahit.
Bhatara Mas Tunggul Nala menurunkan datu-datu Lombok seperti Bayan,
Selaparang Pejanggik.Langko,Sokong,Mambalan.
Betara Mas Tunggul Nala mempunyai dua orang putra yaitu
1.- Deneq Mas Muncul yang menurunkan datu-datu Bayan.Sokong dan Mambalan.
2.- Deneq Mas Putra Pengendengan Segara Katon mendirikan Kedatuan
Kayangan (Labuan Lombok) menurunkan datu-datu Selaparang dan Pejanggik yaitu
(a) Deneq Mas Komala Dewa Sempopo menjadi Datu Pejanggik
(b) Deneq Mas Komala Jagat menjadi Datu Selaparang
Pejanggik bermula dengan menyepinya Deneq Mas Putra Pengendengan Segara
Katon ke daerah Rambitan. Beliau didampingi oleh putranya, Deneq Mas
Komala Sempopo, yang kemudian menurunkan raja-raja Pejanggik. Dari
keturunan Deneq Mas Komala Dewa Sempopo inilah pada generasi kelima
menurunkan Deneq Mas Komala Sari. Kemudian Deneq Mas Unda Putih pada
generasi keenam dan dilanjutkan oleh Deneq Mas Bekem Buta Intan Komala
Sari pada generasi ketujuh. Kakak Deneq Mas Bekem Buta Intan Komala Sari
yang bernama Pemban Mas Aji Komala dilantik sebagai raja muda dan
mewakili Gowa di Sumbawa pada tangga13 November 1648M. Sejak itulah
tercatat bahwakerajaan Pejanggik mulai mengalami perkembangan.
Kerajaan Pejanggik mengalami perkembangan yang semakin pesat setelah
bertahtanya Pemban Mas Meraja Sakti. Beliau kawin dengan putri Raden Mas
Pamekel (Raja Selaparang) bernama Putri Mas Sekar Kencana Mulya. Dewa
Mas Pakel sebagai raja diSelaparang menyadari kekeliruannya selama ini
yang terlalu banyak memperhatikan Sumbawa dan melupakan Pejanggik
yangmerupakan saudaranya. Selanjutnya raja Selaparang menyerahkan
berbagai benda pusaka dalem ke Pejanggik yang merupakan pertanda bahwa
Pejanggik menjadi penerus misi pemersatu di Gumi Sasak.Hal ini membuat
raja muda Raja Mas Kerta Jagat yang merupakan pengganti selanjutnya di
kerajaan Selaparang semakin tersinggung.
Bergabungnya Arya Banjar
Getas membuat Pejanggik semakin kuat. Tetapi hal ini justra menyebabkan
semakin renggangnya hubungan antara Selaparang-Pejanggik.
KerajaanPejanggik pun mempersatukan kerajaan-kerajaan kecil lainnya
seperti Langko, Sokong, Bayan, Tempit dan Pujut. Kerajaan lainnya
dijadikan kedemungan dengan gelar kerajaan seperti Datu Langko, Datu
Sokong, Datu Pujut dan lain-lainnya. Sedangkan raja Pejanggik sendiri
memakai gelar yang sama dengan kerajaan Selaparang yaitu Pemban. Semua.
itu juga merupakan basil kepiawaian Arya Banjar Getas dalam menjalankan
tugas-tugasnya dalam peperangan. la pun mendapat gelar tanirihan yaitu
"Surengrana" dan "Dipati Patinglanga". Secara bertahap,
strategi-strategi yang digunakan oleh Arya Banjar Getas adalah sebagai
-berikut:
1-.Melakukan konsolidasi ke dalam Pejanggik.
2-Mengisolir Selaparang dengan mendekati kerajaan-kerajaan keluarga Bayan.
3-Menggerogoti kerajaan Selaparang dengan menguasai wilayahseperti
Kopang, Langko, Rarang, Suradadi, Masbagik, Dasan Lekong; Padamara,
Pancor, Kelayu, Tanjung. Kalijaga, barukemudian masuk ke Selaparang.
Arya Banjar Getas melakukan sebuah strategi konsolidasi dengan
menyerahkan keris sebanyak 33buah kepada raja Pejanggik,lalu mengarak
berkeliling dan menyerahkannya kepada para prakanggo untuk kemudian
ditukar dengan keris pusaka masing-masing. Penukaran tersebut merupakan
suatu bentuk kesetiaan dan loyalitas tunggal kepada raja Pejanggik.
Keberhasilan Arya Banjar Getas melakukan berbagai gerakan tersebut
langkah demi langkah disebut Politik Rerepeq.
Bila ditinjau dari
segi kekuasaan, kerajaan Pejanggik sangat solid, akan tetapi
langkah-langkah yang ditempuh oleh Arya Banjar Getas dianggap merombak
tatanan hubungan yang merupakan jalinan yang telah dibina secara
turun-menurun.
Jika kita melihat generasi Kerajaan Pejanggik terdapat Delapan Generasi yaitu:
1-Kiyai Nala /Aditiyawarman adalah generasi ke satu
2-Bethara Tunggul Nala generasi ke dua
3-Deneq Mas Pengendengan Segara Katon Generasi ke tiga
4-Deneq Mas Dewa Komala Sempopo Generasi ke empat
5-Deneq Mas Komala Sari Generasi ke lima
6-Deneq Mas Unda Putih generasi ke enam
7-Deneq Bekem Buta Intan Komala Sari Generasi ke tujuh
8-Maspanji Meraja Komala Sakti Generasi ke delapan
Sebelum
Karangasem melebarkan kekuasaan ke Lombok, untuk penjajakan raja
menjalin lawatan (perkenalan-persahabatan) politik dengan beberapa raja.
Di kerajaan Pejanggik Lombok Tengah, raja berkenalan dengan Datu
Pejanggik Maspanji Meraja Sakti memiliki anak muda bernama Mas Pakel
Ukir. Sebagai tanda perasudaraan, raja Bali mengundang Mas Pakel datang
dan tinggal di Bali alias diangkat menjadi keluarga kerajaan Karangasem.
Mas Pakel adalah seorang pemuda gagah, ganteng, dan sangat sopan,
sehingga para putri raja bahkan istri raja sangat menyukainya.
Akibatnya, keluarga lingkungan kerajaan banyak yang merasa iri atau
sakit hati. Mereka lantas membuat fitnah bahwa: Mas Pakel Ukir merusak
pagar ayu, merusak istri raja, merusak putri-putri raja, yang mestinya
dijaga. Gencarnya profokasi menyebabkan raja termakan oleh cerita ini,
sehingga membuat rekayasa untuk menyingkirkan pemuda Pakel. Pakel
ditunjuk menjadi panglima, dan seolah dikirim untuk melawan musuh.
Namun, di wilayah yang kini ada di kawasan Tohpati Mas Pakel berusaha
untuk dibunuh. Mas Pakel Ukir sangat sakti, sehingga tidak bisa mati.
Meski demikian, Pakel yang sendirian juga tidak bisa selamat dari
pengeroyokan. Konon ia lantas mengambil sikap, ”Saya sekarang tahu bahwa
saya direkayasa untuk dibunuh. Kalau mau membunuh saya bawalah saya ke
Pantai Ujung”.
Proses berikutnya ada tiga versi:Pertama, Di
pantai Mas Pakel tetap gagal dibunuh, sehingga akhirnya diusir balik ke
Lombok dengan memakai perahu kecil (perahu pancing). Adapun makam yang
ada di dekat Panjai Ujung, Karangasem itu, bukan makam Datu Mas Pakel
Ukir (yang dikenal dengan sebutan Sunan Mumbul) tetapi makam Raja
Pejanggik yang ditawan Raja Karangasem hingga meninggal. Kedua, ketika
patih yang ditugaskan untuk membunuh mengayunkan pedang, Mas Pakel
tiba-tiba menghilang dari pandangan dan berlari di atas air. Patih
lantas membuat rekayasa untuk lapor pada raja, dengan membunuh seekor
anjing dan hatinya diserahkan pada raja sebagai bukti bahwa dia telah
menjalankan perintah. Namun, beberapa hari setelah peristiwa itu,
tiba-tiba muncul seberkas sinar tempat Mas Pakel Ukir menghilang, dan
tanah yang semula rata berubah menjadi gundukan menyerupai kuburan.
Sejak itulah Mas Pakel dijuluki dengan sebutan Sunan Mumbul. Ketiga,
Pakel akhirnya memang dibunuh, karena dia telah melepaskan kesaktian.
Mayatnya dikubur di Pantai itu. Namun, ketika hendak dibunuh dia
mengeluarkan kutukan: ”siapapun yang membunuh, semua keturunannya kalau
lewat lokasi ini akan sakit jika tak bisa kencing di sekitar sini”.
Perkataan Pakel ini dipercaya menjadi tuah oleh komunitas Hindu
setempat. ”Saya kenal I Gede Gusti Putu. Dia nunggu dulu nggak mau lewat
kalau belum kencing. Kalau belum kencing ndak berani lewat katanya.
Makam yang dipercaya sebagai kuburan Mas Pakel ini kini biasa diziarai
terutama pada Hari Raya Idul Fitri.
Namun jika kita lihat
tentang berita dari Lombok ,bahwa Mas Pakel Ukir tidak dibunuh,namun
diberikan sebuah perahu untuk kembali ke Pulau Lombok,dan Patih Kerajaan
Karang Asem yang ditugaskan untuk membunuh Mas Pakel Ukir membuat
laporan kepada Raja,bahwa Mas Pakel Ukir telah dibunuhnya di Pantai
Ujung.Sebagai bukti bahwa Mas Pakel Ukir tidak dibunuh dan kembali ke
Lombok yaitu adanya keturunannya yang sampai saat ini masih ada di
Lombok yaitu di sekitar wilayah Kateng dan Mangkung.
Di Lombok menurut
beberapa sumber disebutkan Putri dari Mas
Pakel Ukir dinikahkan dengan
Putra Maspanji Komala Patria yang melahirkan seorang putra bernama
Maspanji Turu ,dan mas Maspanji Turu melahirkan tiga orang putra yang
bernama :
1-Denek Laki ( Demung ) Nanggali yang beranak pinak di Kateng
2-Denek Laki ( Demung ) Suwa yang beranak pinak di Mangkung
3-Denek Laki ( Demung ) Paritu yang beranak pinak di Selebung Ketangga
Terkait Mas Pakel dalam konteks sejarah penaklukan Lombok oleh Karangasem, terdapat dua interpretasi sejarah.
Pertama, Pengangkatan Mas Pakel sebagai saudara kerajaan dan
dipersilahkan tinggal di Karangasem, sejak awal telah dirancang untuk
wahana penjajakan kekuatan: Ingin tahu berapa kekutannya, dan berapa
prajuritnya. Jadi dengan adanya Datuk Mas Pakel atau disebut juga Datuk
Pemuda Mas diambil sebagai saudara, kerajaan Karangasem bisa leluasa
kesana-kemari untuk menyelidiki kekuatan lawan. Setelah mengetahui
kekuatan dan kelemahan Lombok, Mas Pakel Ukir yang tidak lagi
“dibutuhkan” disingkirkan, sedangkan penaklukan atas Lombok segera
dilakukan. Jadi, pengusiran/pembunuhan Pakel dengan alasan ”merusak
pagar ayu keraton”, hakekatnya sengaja direncanakan untuk mencari alasan
permusuhan alias pengabsah bagi Karangasem untuk melakukan penyerangan
terhadap Lombok.
Kedua, kemungkinan lain raja Karangasem memang
tidak melakukan rekayasa, tetapi murni ingin membangun persahabatan
dengan Lombok termasuk dengan mengangkat saudara Mas Pakel. Tetapi, raja
akhirnya termakan fitnah yang dibangun elemen kerajaan yang anti Islam
dan anti Mas Pakel . Akibatnya, raja Anak Agung Anglurah Ketut
Karangasem benar-benar marah, mengusir/membunuh Mas Pakel, bahkan
akhirnya melampiaskan kemarahan dengan melakukan perang penaklukan
terhadap Lombok (Selaparang dan Pejanggik).
Pada tahun 1692M terjadi
pemberontakan Banjar Getas. dalam pemberontakan tersebut Arya Banjar
Getas meminta bantuan kerajaan Karangasem Bali, sehinggaPejanggik dapat
dikalahkan. Raja Pejanggik ditawan dan diasingkan, kemudian wafat di
Ujung Karangasem. Sedangkan para bangsawan Pejanggik diantara Maspanji
Meraja Kusuma mengungsi ke Sumbawa yang nanti pulang kembali ke Sakre
Lombok Timur,dan keturunan Pejanggik lainnya mengungsi ke tempat tempat
yang aman di Pulau Lombok.
Salah Seorang keturunan Datu Pejanggik
bernama Maspanji Komala Patria putranya dari Deneq Mas Bekem Buta Intan
Komala Sari dan kakak dari Denek Mas Bekem Buta Intan Komala Sari yang bernama Mas Aji Komala yang dilantik menjadi
Raja di Sumbawa mewakili Gowa tahun 1648 M, dan salah satu putra dari Denek Mas Bekem Buta Intan Komala Sari
bernama Maspanji Meraja Komala Sakti diangkat menjadi datu Pejanggik
tahun 1679 -1696 M.Ketika terjadi penyerangan Pasukan Gabungan Banjar Getas dan Pasukan Anak Agung Karang Asem terhadap Pejanggik,maka Pejanggik runtuh .Pada waktu itu Maspanji Komala Patria mengungsi ke tempat yang
dianggap aman,yaitu sebuah tempat di dekat Batu Dendeng yaitu yang
dikenal dengan daerah Penenges.Setelah beberapa tahun di Penenges dia
menikah seorang putri dari Kateng yaitu Putrinya Denek Laki Mas Pakel Ukir yaitu salah seorang dari keturunan Pejanggik juga .Dari pernikahan Maspanji
Patria dengan Putrinya Denek Laki Mas Pakel Ukir,dia menpunyai seorang putra yang
bernama Maspanji Turu.
Setelah beranjak Dewasa Maspanji Turu pun menikah dan menpunyai tiga orang putra yaitu:
1-Denek Laki Nanggali menetap di Kateng dan beranak pinak di Kateng.
2-Denek Laki Suwa menetap di Mangkung dan beranak pinak di Mangkung
3-Denek Laki Paritu menetap di Ketangga dan beranak pinak di Ketangga.
Diceritakan Denek Laki Nanggali di Kateng mempunyai empat orang putra yaitu:
1-Denek Laki Supria
2-Denek Laki Senjata
3-Denek Laki Gorayang
4-Denek Laki Galang
Dikisahkan keempat putra Denek Laki Nanggali ini sangat pemberani
,kebal senjata dan sakti mandraguna.karena rasa patiotismenya terhadap
Pejanggik,yang telah diruntuhkan oleh Arya Banjar Getas dan Anak Agung
Karang Asem,maka keempat putra tersebut memutuskan untuk memberontak
kepada kekuasaan Banjar Getas dan Anak Agung Karang Asem.
Namun
pemberotakan dari keempat putera Denek Laki Nanggali tersebut dapat
dipadamkan dengan siasat yang dilakukan oleh Anak Agung Karang
Asem,yaitu dengan menawan istri,anak dan keluarganya.Dengan berat hati
dan terpaksa Denek Laki Supria,Denek Laki Senjata,Denek Laki Gorayang
dan Denek Laki Galang menyerah dan meletakkan senjata bersama
pasukannya.
Keempat putera Denek Laki Nanggali tersebut ditangkap dan di bawa ke Mayura Cakranegara untuk diadili.
Menurut keputusan Pengadilan setelah diadakan sidang,maka Denek Laki
Supria,Denek Laki Senjate,Denek Laki Gorayang,Denek Laki Galang dijatuhi
hukuman mati oleh Pengadilan Kerajaan.Ketika akan dilaksanakan ekskusi
kepada empat putera Denek Laki Nanggali tersebut,para algojo menjadi
kebingungan sendiri,karena keempat putera dari Denek Laki Nanggali
tersebut kebal senjata,tidak mempan oleh senjata apapun juga,hal ini
membuat para algojo menjadi kewalahan.Berbagai upaya yang dilakukan
untuk melenyapkan mereka namun sia sia sia belaka.Akhirnya Penasihat
Kerajaanpun menyarankan agar ekskusi ditunda sementara,untuk menanyakan
permintaan terakhir dari para terdakwa ,supaya mereka mau membuka rahsia
kelemahan dari ilmu kekebalan dan kesaktian yang mereka miliki,dan dan
mereka ikhlas mati .Maka Penasihat Kerajaan brtanya kepada keempat
putera Denek Laki Nanggali tersebut ,tentang apa permintaan dan
keinginan mereka.Penasihat Kerajaan berkata ," Apakah permintaan dan
keinginan terakhir kalian,supaya kalian ikhlas mati ?",Maka salah satu
dari mereka berkata ",Kami ikhlas mati jika Raja sanggup berjanji ,untuk
memelihara dan melindungingi istri,anak dan keluarga kami ".Dan
permintaan tersebut dikabulkan oleh Anak Agung Karang Asem.dan berjanji
disaksikan oleh para Pembesar Kerajaan,Para menteri dan Para Pendeta/Ida
Pedanda.untuk memilihara dan melindungi istrik,anak dan keluarga
mereka.Setelah janji dikrarkan ,maka keempat putera Denek Laki Nanggali
tersebut siap untuk diekskusi,dengan membuka segala rahasia ilmu
kekebalan dan kesaktiannya,sehingga ekskusi tersebut dapat
terlaksana.Setelah pelaksanaan ekskusi selesai keempat jenazah tersebut
dilayonkan/dimakamkan di Kamasan Mataram.
Untuk menepati janjinya
Anak Agung Karang Asem memberikan tanah ,rumah dan fasilitas lainnya
kepada istri,anak dan kelurganya di Karang Taruna Mataram,dan putera
putera dari Denek Laki Supria,Denek Laki Senjate,Denek Laki
Gorayang,Denek Laki Galang dipelihara layaknya sebagai keluarga
kerajaan.
Dikisahkan selanjutnya Denek Laki Supria yaitu salah satu
dari putera Denek Laki Nanggali yang telah diekskusi oleh oleh Anak
Agung Karang Asem,mempunyai tiga orang putera yang bernama :
1-Demung Runtuh
2-Demung Purwata
3-Demung Munggah,
dan Denek Laki Supria mempunyai seorang putri yang bernama Denek Bini
Keraeng dan lebih populer di Lombok dikenal dengan nama Denek Bini
Jeraeng,dan dinamakan Denek Bini Keraeng karena dia menikah dengan
seorang ulama yang berasal dari Gowa bernama Kiyai Keraeng/Kiyai Jeraeng
yang datang dari Gowa melalui Sumbawa.
Dari ketiga putra dan
seorang putri dari Denek Laki Supria ,Demung Runtuhlah yang paling
pandai,cerdas,berani,berwibawa dan bijaksana,oleh sebab itu Anak Agung
Karang Asem mengangkat Demung Runtuh menjadi Datu yang memerintah orang
orang sasak di Lombok,yang wilayahnya meliputi,Dayan Jangkuk/Utara Kali
Jangkuk,wilayah Mataram,Ampenan,terus ke selatan di Lauq Babak
/Selalatan Kali Babak seperti Kediri, Gerung, Kuripan, Lembar,
Sekotong,dan ketimur meliputi Puyung, Sukarare, Ranggegate, Penujak,
Mangkung,Kateng,Pengembur ,Selong Belanak.Pusat Pemerintahan Demung
Runtuh di Mataram tepatnya di Pendopo Kantor Gubernur NTB yang
sekarang.dan Demung Purwata,dan Demung Munggah kembali ke Kateng tempat
tanah leluhur,sedangkan Denek Bini Keraeng tetap tinggal di Mataram dan
suaminya Kiyai Keraeng dijadikan sebagai Penghulu di Mataram oleh Demung
Runtuh.
Demung Runtuh mempunyai tiga orang putera yang bernama:
1-Demung Putrawangsa
2-Demung Putraji
3-Demung Putradi,
dan ia mempunyai dua orang putri yang bernama :
1-Denek Bini Tegari
2-Denek Bini Haji Ali
Setelah Demung Runtuh wafat maka wilayah kekuasaannya dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1-Demung Putrawangsa memerintah wilayah Mataram,Ampenan,Dasan
Agung,Kekalek,Pagutan ,Sekar Bela atau wilayah tengah yaitu di selatan
kali Jangkuk,sampai di utara kali Babak.
2-Demung Putraji memerintah di wilayah selatan Kali Babak sampai Sekotong,Selong Belanak.
3-Demung Putradi memerintah di utara kali Jangkung dan daerah sekitarnya.
Diceritakan Demung Putrawangsa menpunyai dua orang putra yaitu :
1-Haji Nurdin
2-Mamiq Nursaid
Setelah terjadi perang puputan Cakranegara,Mataram ,Haji Nurdin pulang
kembali ke Kateng dan wafat di Kateng,dan dilayonkan di Makam Peringga
Kateng,sedangkan keluarga lainnya pulang ke Kebon Orong Bare Bokong.
Dari Haji Nurdin inilah Lahir Lalu Dirajab mempunyai putra putri yaitu :
1-Baiq Tale
2-Lalu Munggah
3-Baiq Waringin.
4-Baiq Rumayat
5-Lalu April
6-Lalu Imbong
7-Lalu Meidin
8-Lalu Syamsul Hakim
9-Baiq Gusniati
10-Baiq Juni
11-Lalu Ari
Dan pada akhir hayatnya Lalu Dirajab wafat di Selebung Ketangga,dan
dilayonkan di Keruak Lombok Timur.Dari Putranya Lalu Dirajab yang
bernama Lalu Munggah ,maka lahirlah lima orang putra putri yaitu :
1-Lalu Husnul Yaqien Juniansyah
2-Baiq Wiwik Marlina
3-Baiq Eliana
4-Baiq Erni Mahida
5-Lalu Ikhwanuul Kamal
Lalu Munggah bermukim di Selat Narmada .Kabupaten Lombok Barat bersama
putra putrinya,dan setelah Lalu Munggah wafat .maka ia dimakamkan di
Selat Narmada
Puteranya Lalu Munggah yang bernama Lalu Husnul
Yaqien Juniansyah mendirikan sebuah Organisasi olah Kanuragan yang
bernama Maspanji Sangaji Samaguna Indonesia,yang berpusat di Pulau
Lombok Nusa Tenggara Barat.
Pulau Lombok adalah salah satu pulau
kecil diantara 17508 gugusan pulau pulau Sunda Kecil atau Kepulauan Nusa
Tenggara.Pulau ini terletak di sebelah tenggara Pulau Bali,dengan
alamnya yang cukup indah dan subur.Lombok Mirah Sasak Adi adalah nama
yang tertera dalam Kitab Negarakertagama karangan Empu Pranpanca pada
pupuh ke 14 yang berbunyi "Sawetan ikanaɳ tanah jawa muwah ya warnnanen,
ri balli makamukya taɳ badahulu mwan i lwagajah, gurun makamukha sukun /
ri taliwaɳ ri dompo sapi, ri saɳhyan api bhima çeran i hutan kadaly
apupul.Muwah tan i gurun sanusa manaran ri lombok mirah, lawan tikan i
saksak adinikalun / kahajyan kabeh, muwah tanah ibanatayan pramukha
banatayan len / luwuk, tken uda makatrayadinikanaɳ sanusapupul." Yang
artinya sebagai berikut,"Di sebelah timur Jawa seperti yang berikut:
Bali dengan negara yang penting Badahulu dan Lo Gajah, Gurun serta
Sukun, Taliwang, pulau Sapi dan Dompo, Sang Hyang Api, Bima, Seran,
Hutan Kendali sekaligus.Pulau Gurun, yang juga biasa disebut Lombok
Mirah, Dengan daerah makmur Sasak diperintah seluruhnya, Bantayan di
wilayah Bantayan beserta kota Luwuk, Sampai Udamakatraya dan pulau
lain-lainnya tunduk". Di Pulau Lombok inilah tumbuhnya sebuah organisasi
Olah Kanuragan yang menggunakan sarana Natural Magnetik Energi yang
pertama kali ditemukan oleh Lalu Husnul Yaqien Juniansyah,penemuan
tersebut ternyata sangat banyak mamfaatnya,terbukti dari beberapa hal
yang langsung dapat digunakan dalam kehidupan sehari hari.
Pada awal
penemuan ini terjadi secara tidak sengaja dan tak disadari
tumbuhnya,ketika Lalu Husnul Yaqien Juniansyah masih duduk di bangku
sekolah kelas II SMPN negeri Narmada Lombok Barat.Pada waktu itu energi
itu tumbuh pada tubuh,seakan seakan ada suatu tenaga yang tiba tiba
mendorong dalam diri yang membuat tubuh menjadi bergetar,Getaran itu
semakin kuat dan sepat membuat bingung,apatah gerangan sehingga hal
tersebut terjadi dengan sendirinya.
Namun kejadian aneh yang terjadi
sejak tubuh itu bergetar yang membuat heran pada diri sendiri ,dan
banyak kejadian kejadian yang diluar jangkauan nalar terjadi pada waktu
itu antara lain:
1-Tiba tiba melihat kejadian kejadian yang tak
pernah dilihat dan dipikirkan seperti melihat soal soal test ulangan dan
ujian,melihat kejadian sesuatu disuatu yang jaraknya jauh tanpa
disengaja dan kejadian tersebut setelah dicek kebenarannya ternyata
benar benar terjadi,dan banyak pengelihatan yang tak pernah diinginkan
dan dipikirkan terlihat begitu saja tanpa melalui sebuah
cara,ritual,atau dengan mantra atau doa.
2-Sejak tumbuhnya tenaga
yang bergetar di tubuh tersebut ,tubuh tidak pernah sakit,jika capek
atau lelah dengan seketika tenaga tersebut memulihkan kembali keadaan
tubuh.
3-Setiap memegang orang yang sakit pada saat ternyata sembuh dengan tanpa disadari.
4-Suatu ketika pernah terjadi Lalu Husnul Yaqien di tabrak Puso Baruna
Artha di Lembuak Narmada,namun terjadi kejadian aneh motor yang ditabrak
hancur,dan Lalu Husnul Yaqien berada di pinggir jalan melihat sendiri
motornya tertabrak puso,dan dia sendiri selamat tidak kurang satu apapun
juga.
5-Dicoba pada jurus jurus silat ternyata tubuh,tangan dan
kaki bergerak refleks ,dan dapat menyerang
,menangkis,mengelak,menghindar dengan refleks juga.
Itulah beberapa
hal tentang Natural Magnetik Energi yang tumbuh Lalu Husnul Yaqien dan
masih banyak kejadian lain yang terjadi pada awal Energi tersebut tumbuh
tanpa disadari.Apa yang terjadi pada tubuh Lalu Husnul Yaqien tersebut
dicoba ditularkan kepada orang lain dengan tehnik tehnik tertentu dan
ternyata dapat ditularkan kepada beberapa orang sahabatnya. Magnetik
Energi yang telah tertular kepada sahabat sahabatnya tersebut itupun
dapat digunakan dengan berbagai kebutuhan dalam kehidupan sehari
hari.Melihat hal tersebut maka Lalu Husnul Yaqien memberanikan diri
untuk menyebarkan tehnik atau methode tersebut kepada teman,sahabat dan
sejawat ,sehingga terbentuk Organisasi Maspanji Sangaji Samaguna
(MPSSGI).
Sejak pertama kali menjejakkan tilasnya di Bayan Lombok
Utara,Maspanji Sangaji Samaguna Indonesia mulai menyusun langkah
sejarahnya.Perjalanan tapaknya mencerminkan ketegarannya untuk memacu
semangat yang tak kunjung padam.Dari Bayan ia mulai merambah dengan
pasti,dukungan dari Pembina Utama,instruktur,dan anggota membuat
Maspanji Sangaji Samaguna Indonesia dikenal oleh masyarakat di Pulau
Lombok.Kiprahnya dalam pengobatan alternatif,untuk menjaga kesehatan
diri sendiri telah banyak membawa hasil yang nyata,sudah banyak pasien
pasien yang telah disembuhkan dengan terafi aliran Natural Magnetik
Energi.baik penyakit medis maupun non medis.Eksperimen terus dilakukan
selain sebagai sarana pengobatan akternatif yang tidak memiliki efek
samping dan kontra indikasi,aliran Natural Magnetik Energi inipun dapat
digunakan sebagai perangsang kecerdasan otak,memperkuat daya
ingat,hapalan,dan digunakan sebagai jurus silat refleksi yang mampu
membaca setiap serangan dengan refleksinya,mempertajam naluri yang dapat
membaca secara fisika maupun metafisika,Hal hal tersebut dapat terbukti
secara riel dan akurat,sehingga Maspanji Sangaji Samaguna Indonesia
merupakan pembelajaran nyata bagi anggotanya,bahwa apa saja yang mereka
dapatkan dalam latihan dapat digunakan secara realita dalam
kehidupannya.
Dari Bayan Lombok Utara Maspanji Sangaji Sangaji
Samaguna Indonesia mulai dikenal dan berkembang,perkembangan awalnya
masih di sekitar Lombok Utara seperti di Tanjung,Gondang,Kayangan dan
Trawangan.Seiring dengan usianya yang semakin bertambah ,Maspanji
Sangaji Samaguna Indonesia mulai melebarkarkan sayapnya ke Kodya
Mataram,Lombok Timur ,dan Lombok Tengah.Seorang Mahasiswa asal Lombok
yang bernama Yusran yang kuliah di Malang Jawa Timur,pernah membuka
latihan untuk para mahasiswa yang berasal dari berbagai wilayah di
Indonesia,dari cikal bakal hal tersebut,setelah para mahasiswa
menamatkan studinya masing masing,mereka kembali pulang ke daerah
asalnya.Hal ini yang menyebankan terjadinya penyebaran Maspanji Sangaji
Samaguna Indonesia ke pelosok Nusantara,Pada tahun 2007 Msspanji Sangaji
Samaguna mulai merambah ke Bali yang disebarkan oleh anggota anggota
yang berasal dari Bali.Seorang Anggota Maspanji Sangaji Samaguna
Indonesia yang bernama Indra membentuk Cabang di Perambanan Daearah
Istimewa Hayokyakarta Hadiningrat,Pada tahun 2012 Maspanji Sangaji
Samaguna Indonesia mulai menapakkan jejaknya di Bumi Pasundan dengan
terbentuknya Cabang Maspanji Sangaji Samaguna Indonesia Cabang
Indramayu,yang disebarkan oleh seorang anggota Maspanji Sangaji Samaguna
Indonesia yang berasal dari Kertasemaya yang bernama
Rubiyanto.Rubiyanto menunjukkan komitmennya ,sehingga Perkembangan
Maspanji Sangaji Samaguna Indonesia menunjukan hal yang sangat
menggembirakan di Tanah Pasundan.
Sebagai Pembina Utama Maspanji
Sangaji Samaguna Indonesia ,saya pribadi menyampaikan penghargaan yang
setinggi tingginya kepada para sesepuh,Pengurus,Pelatih/Instruktur,dan
segenap jajaran anggota ,yang telah dengan bantuan moril,tenaga,dan dana
memberikan andil dan sumbangan,sehingga Maspanji Sangaji Samaguna
Indonesia dapat bertahan dan berkembang seperti yang lihat saat ini