Senin, 23 Mei 2016

SILSILAH LALU HUSNUL YAQIEN JUNIANSYAH






Pada abad ke-4 M di Kutai (Tenggarong), Kalimantan Timur berdiri sebuah kerajaan Hindu dengan Rajanya bernama Kudungga. Menurut beberapa ahli sejarah, Kudungga adalah penduduk asli, kepala suku Kutai. Ia mengawini seorang putri dari Campa (Muangthai) keturunan Raja Bhadawarman. Karena cintanya yang kuat, Kudungga mengikuti agama istrinya, dan ketika anak lelakinya lahir dinamai Aswawarman, mengambil nama marga “Warman” dari leluhur mertuanya di Campa.

Selanjutnya Aswawarman berputra tiga lelaki yakni: Mulawarman beristana tetap di Kutai (Tenggarong), sedangkan kedua adiknya yakni Purnawarman mendirikan Kerajaan Tarumanegara di Jawa-Barat (dekat Bogor) dan Mauli Warmadewa mendirikan kerajaan Sriwijaya di Sumatra Selatan (dekat Palembang). Pada abad ke-10 salah seorang keturunan Mauli Warmadewa bernama Sri Kesari Warmadewa datang ke Bali, dan mengalahkan raja yang berkuasa saat itu: Sri Ratu Ugrasena yang dikenal dalam mitologi sebagai Mayadenawa.

Sri Kesari Warmadewa kemudian menobatkan diri sebagai Raja dengan gelar: Sri Wira Dalem Kesari. Selama kurun waktu hampir 100 tahun, dinasti Warmadewa memegang tampuk pimpinan, walaupun dibeberapa periode pernah direbut oleh Raja-Raja dari dinasti lain.

Darma Udayana Warmadewa adalah keturunan Sri Kesari Warmadewa. Ia memerintah bersama-sama istrinya: Gunapria Darmapatni atau juga bernama Mahendradata, yakni putri Mpu Sindok, Raja Mataram (Jawa Tengah). Dari perkawinan ini mereka mempunyai dua anak lelaki yakni Erlangga dan Anak Wungsu. Anak Wungsu tetap di Bali menggantikan kedududkan ayahnya, sedangkan Erlangga pergi ke Jawa Timur dan pada tahun 1016 menikahi putri Darmawangsa (Raja Medangkemulan di Pasuruan). Pada tahun 1019 Erlangga menjadi Raja menggantikan mertuanya dengan gelar: Rakai Halu Sri Lokeswara

Dharmawangsa Teguh Wikramottunggadewa.Adik Airlangga bernama Anak Wungsu kemudian menjadi raja di Bali menggantikan ayahnya. Karena Anak Wungsu tidak ada kaitan dengan keturunan arya di bali, maka di sini tidak diuraikan lebih lanjut.

Airlangga menurunkan raja-raja Daha dengan urutan sebagai berikut;

1.Sri Semarajaya
2.Sri Jayawarsa
3.Sri Bameswara
4.Sri Jayabaya
5.Sri Sarmeswara
6.Sri Ayeswara
7.Sri Gandra
8.Sri Kameswara
9.Sri Kertajaya
10.Sri Jayasabha
11.Sri Sastra Jaya

Adapun salah satu buyut dari Jayasabha bernama Sri Adwaya Brahma menjadi menteri Hino atau Mahamenteri di Kerajaan Shingasari di zaman pemerintahan Prabu Kertnegara .Sri Adwaya Berahma kawin dengan putri China yang bernama Dara Jingga dan Sri Adwaya Brahma diberikan gelar dengan nama buyutnya Sri Jayasabha Brahmaraja.



Pada prasasti Padangroco tertulis bahwa, arca Amoghapasa dikawal dari Jawa oleh 14 orang, termasuk Adwayabrahma yang ditulis paling awal. Adwayabrahma sendiri menjabat sebagai Rakryan Mahamantri pada pemerintahan Prabu Kertanagara. Pada zaman itu, jabatan ini merupakan jabatan tingkat tinggi atau gelar kehormatan yang hanya boleh disandang oleh kerabat raja.karena Adwayabrahman adalah merupakan kerabat raja Singosari yang berasal dari Kerajaan Kesari yang bergelar Sri Jayasabha adalah adik dari Prabu Jayabaya Raja Kediri,istilah “Dewa” dalam Pararaton adalah jabatan Rakryan Mahamantri pada sebuah Kerajaan.Dara Jingga adalah putri dari Srimat Tribhuwanaraja Mauliawarmadewa, raja Kerajaan Dharmasraya dan juga merupakan kakak kandung dari Dara Petak. Dara Jingga memiliki sebutan Sira Alaki Dewa, dia yang dinikahi orang yang bergelar Dewa,oleh sebab itu maka Dara Jingga dinikahi oleh Adwaya Brahman yang disebut juga dengan nama Sri Jayasabha.Adwaya Brahman adalah pembesar Shingoshari dan pada zaman Kerajaan Majapahit juga berpangkat “Maha Menteri”.memperistri Putri Dara Jingga yang dalam lontar Arya Damar disebutkan : "Dara Jingga arabi Dewa Sang Bathara Adwaya Brahma yang selanjutnya menurunkan putra sebanyak enam orang laki-laki yaitu:

1-Sri Cakradara,( suami Tribuana Tunggadewi )
2-Arya Dhamar (yang disebut juga dengan Arya Teja alias Kiayi Nala yang melakukan exspedisi ke Lombok tahun 1343 M),
3-Arya Kenceng ( yang menurunkan raja Tabanan Bali },
4-Arya Kuthawaringin,
5-Arya Sentong
6--Arya Pudak

Dalam babad Arya Kenceng Tabanan Bali disebutkan,Dara Jingga” dan adiknya “Dara Petak” (Putih), keadatangan Putri ini pada zaman Kerajaan Singhasari yaitu pada masa pemerintahan Sri Kerthanegara/Bathara Siwa tahun isaka 1190-1214 atau tahun (1268-1292 Masehi).

Putri Dara Petak bergelar “Maheswari” diperistri oleh Sri Jayabaya atau Prabu Brawijaya I/Bhre Wijaya/Raden Wijaya, Raja Madjapahit pertama yang juga bergelar “Sri Kertha Rajasa Jaya Wisnu Wardana” pada tahun isaka 1216-1231 atau tahun (1294-1309 Masehi) yang selanjutnya menurunkan Prethi Santana/keturunan bernama “Kala Gemet” yang menjadi Raja Madjapahit kedua pada tahun 1309-1328 M, yang bergelar “Jaya Negara”. Sedangkan Putri Dara Jingga yang bergelar Indreswari atau Sri Tinuhanengpura (yang dituakan di Pura Singosari dan Madjapahit) diperistri oleh Sri Jayasabha yang bergelar Sri Wilatikta Brahmaraja I atau Hyang Wisesa. Sri Jayasabha adalah pembesar Singosari dengan pangkat “Maha Menteri”. Putri Dara Jingga dalam lontar dikenal, yang berbunyi: Dara Jingga arabi Dewa Sang Bathara Adwaya Brahma yang selanjutnya menurunkan putra sebanyak enam orang laki-laki yaitu: Sri Cakradara, Arya Dhamar (yang disebut juga dengan Arya Teja alias Kiyai Nala atau Adityawarman), Arya Kenceng, Arya Kuthawaringin, Arya Sentong dan Arya Pudak yang kemudian menjadi Penguasa/Raja Di Bali

Bersama dengan keempat belas pengiringnya dan saptaratna, dibawa dari Bhumi Jawa ke Swarnnabhumi" dan bahwa "Rakyan Mahamantri Dyah Adwayabrahma" adalah salah seorang pengawal arca tersebut. Setelah berhasil melaksanakan tugasnya, Mahesa Anabrang membawa Dara Jingga dan Dara Petak kembali ke Pulau Jawa untuk menemui Prabu Kertanagara yaitu raja yang mengutusnya.Setelah sampai di Jawa, ia mendapatkan bahwa Prabu Kertanagara telah tewas dan Kerajaan Singhasari telah musnah oleh Jayakatwang, Raja Kadiri. Jayakatwang itu sendiri telah tewas dibunuh pasukan Mongol yang akhirnya diserang oleh Raden Wijaya. Raden Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit yang merupakan lanjutan dari Kerajaan Singhasari.Oleh karena itu, Dara Petak, adik Dara Jingga kemudian dipersembahkan kepada Raden Wijaya, yang kemudian memberikan keturunan Raden Kalagemet atau Sri Jayanagara,yaitu yang menjadi raja Majapahit ke Dua.

Setelah itu Airlangga mengundurkan diri menjadi pendeta dengan bhiseka Rsi Jatayu.Dengan seorang gadis pegunungan Airlangga mempunyai putra bernama Sira Arya Buru (Arya Timbul). Arya Buru hanya mempunyai seorang anak perempuan bernama Nyi Gunaraksa, dikawini oleh Ki Pasek Tutuan, dengan syarat Ki Pasek Tutuan seketurunan menyembah roh Arya Buru.

Keturunan Erlangga yang datang ke Bali dan Lombok adalah: Sire Arya Buru, Sire Aryeng Kepakisan juga disebut Arya Kepakisan atau Nararya Kepakisan dan di Lombok dikenal dengan nama Bathara Indra Sakti( yang dilantik menjadi Raja Klungkung Bali oleh Gajah Mada tahun 1352 M), Sira Arya Kutawaringin, Sira Arya Gajahpara, Sira Arya Getas( salah satu keturunannya bernama Arya Sudarsana/Banjar Getas di Lombok ),sira Kebo Anabrang,Sira Arya Tunggul Nala ( yang dmenjadi Raja Lombok tahun 1343 M ) ,Sira Arya Kertha Jala ( menjadi Raja Gowa )

Gajah Mada bersama Kiyai Nala membentuk Bre atau Bhatara di Bali,Lombok dan Goa sebagai perwakilan Majapahit yaitu :

1-Sira Aryeng Kepakisan  menjadi patih agung di Puri Samprangan, sebagai tangan kanan raja Bali pertama yang diangkat oleh Majapahit pada tahun 1352 M yaitu Sri Aji Kresna Kepakisan adalah seorang keturunan Empu Baradah yang dikenal dalam babad lombok dengan nama Bethare Indra Sakti .
2-Bethara Tunggul Nala  adalah salah satu putra dari Kiyai Nala / Aditiyawarman menjadi Raja Lombok di Pelabuhan Kayangan Lombok .
3-Bethara Kertha Jala dilantik menjadi Raja Gowa ..

Nama Arya Damar dikenal pada salah satu babad Arya Damar dari sekian versi babad tentang Arya Damar menyebutkan Arya Damar mempunyai nama lain yaitu Aditiyawarman,dan dalam babad Arya Kenceng di Tabanan Bali Arya Damar dikenal juga dengan nama Sira Arya Teja dan dikenal pula dengan nama Kiyai Nala. Dengan adanya nama Kiyai Nala yang mengadakan ekspedisi ke Lombok tahun 1343 M ,maka yang sebenarnya datang ke Lombok tersebut ialah Aditiyawarman sendiri yang bergelar Kiyai Nala,Di dalam babad Lombok disebutkan Kiyai Nala menjadikan tiga orang putera yang dijadikan sebagai Raja Klungkung Bali.Raja Lombok dan Raja Gowa.

Dari sumber babad Erlangga,dikatakan bahwa Sri Krisna Kepakisan itu merupakan cucu buyut dari dari Empu Baradah  yang dilantik oleh Gajah Mada menjadi Raja Klungkung Bali pada tahun 1352 M.Dari sumber Babad Lombok menyatakan bahwa Kiyai Nala dalam ekspedisinya ke Lombok tahun 1343M menjadikan puteranya yang bergelar Bre Tunggul Nala menjadi Bhatara di Lombok sebagai perwakilan Majapahit.

Bhatara Mas Tunggul Nala menurunkan datu-datu Lombok seperti Bayan,
Selaparang Pejanggik.Langko,Sokong,Mambalan.

Betara Mas Tunggul Nala mempunyai dua orang putra yaitu

1.- Deneq Mas Muncul yang menurunkan datu-datu Bayan.Sokong dan Mambalan.
2.- Deneq Mas Putra Pengendengan Segara Katon mendirikan Kedatuan

Kayangan (Labuan Lombok) menurunkan datu-datu Selaparang dan Pejanggik yaitu

(a) Deneq Mas Komala Dewa Sempopo menjadi Datu Pejanggik
(b) Deneq Mas Komala Jagat menjadi Datu Selaparang

Pejanggik bermula dengan menyepinya Deneq Mas Putra Pengendengan Segara Katon ke daerah Rambitan. Beliau didampingi oleh putranya, Deneq Mas Komala Sempopo, yang kemudian menurunkan raja-raja Pejanggik. Dari keturunan Deneq Mas Komala Dewa Sempopo inilah pada generasi kelima menurunkan Deneq Mas Komala Sari. Kemudian Deneq Mas Unda Putih pada generasi keenam dan dilanjutkan oleh Deneq Mas Bekem Buta Intan Komala Sari pada generasi ketujuh. Kakak Deneq Mas Bekem Buta Intan Komala Sari yang bernama Pemban Mas Aji Komala dilantik sebagai raja muda dan mewakili Gowa di Sumbawa pada tangga13 November 1648M. Sejak itulah tercatat bahwakerajaan Pejanggik mulai mengalami perkembangan.

Kerajaan Pejanggik mengalami perkembangan yang semakin pesat setelah bertahtanya Pemban Mas Meraja Sakti. Beliau kawin dengan putri Raden Mas Pamekel (Raja Selaparang) bernama Putri Mas Sekar Kencana Mulya. Dewa Mas Pakel sebagai raja diSelaparang menyadari kekeliruannya selama ini yang terlalu banyak memperhatikan Sumbawa dan melupakan Pejanggik yangmerupakan saudaranya. Selanjutnya raja Selaparang menyerahkan berbagai benda pusaka dalem ke Pejanggik yang merupakan pertanda bahwa Pejanggik menjadi penerus misi pemersatu di Gumi Sasak.Hal ini membuat raja muda Raja Mas Kerta Jagat yang merupakan pengganti selanjutnya di kerajaan Selaparang semakin tersinggung.

Bergabungnya Arya Banjar Getas membuat Pejanggik semakin kuat. Tetapi hal ini justra menyebabkan semakin renggangnya hubungan antara Selaparang-Pejanggik. KerajaanPejanggik pun mempersatukan kerajaan-kerajaan kecil lainnya seperti Langko, Sokong, Bayan, Tempit dan Pujut. Kerajaan lainnya dijadikan kedemungan dengan gelar kerajaan seperti Datu Langko, Datu Sokong, Datu Pujut dan lain-lainnya. Sedangkan raja Pejanggik sendiri memakai gelar yang sama dengan kerajaan Selaparang yaitu Pemban. Semua. itu juga merupakan basil kepiawaian Arya Banjar Getas dalam menjalankan tugas-tugasnya dalam peperangan. la pun mendapat gelar tanirihan yaitu "Surengrana" dan "Dipati Patinglanga". Secara bertahap, strategi-strategi yang digunakan oleh Arya Banjar Getas adalah sebagai -berikut:

1-.Melakukan konsolidasi ke dalam Pejanggik.
2-Mengisolir Selaparang dengan mendekati kerajaan-kerajaan keluarga Bayan.
3-Menggerogoti kerajaan Selaparang dengan menguasai wilayahseperti Kopang, Langko, Rarang, Suradadi, Masbagik, Dasan Lekong; Padamara, Pancor, Kelayu, Tanjung. Kalijaga, barukemudian masuk ke Selaparang.

Arya Banjar Getas melakukan sebuah strategi konsolidasi dengan menyerahkan keris sebanyak 33buah kepada raja Pejanggik,lalu mengarak berkeliling dan menyerahkannya kepada para prakanggo untuk kemudian ditukar dengan keris pusaka masing-masing. Penukaran tersebut merupakan suatu bentuk kesetiaan dan loyalitas tunggal kepada raja Pejanggik. Keberhasilan Arya Banjar Getas melakukan berbagai gerakan tersebut langkah demi langkah disebut Politik Rerepeq.
Bila ditinjau dari segi kekuasaan, kerajaan Pejanggik sangat solid, akan tetapi langkah-langkah yang ditempuh oleh Arya Banjar Getas dianggap merombak tatanan hubungan yang merupakan jalinan yang telah dibina secara turun-menurun.

Jika kita melihat generasi Kerajaan Pejanggik terdapat Delapan Generasi yaitu:

1-Kiyai Nala /Aditiyawarman adalah generasi ke satu
2-Bethara Tunggul Nala generasi ke dua
3-Deneq Mas Pengendengan Segara Katon Generasi ke tiga
4-Deneq Mas Dewa Komala Sempopo Generasi ke empat
5-Deneq Mas Komala Sari Generasi ke lima
6-Deneq Mas Unda Putih generasi ke enam
7-Deneq Bekem Buta Intan Komala Sari Generasi ke tujuh
8-Maspanji Meraja Komala Sakti Generasi ke delapan


Sebelum Karangasem melebarkan kekuasaan ke Lombok, untuk penjajakan raja menjalin lawatan (perkenalan-persahabatan) politik dengan beberapa raja. Di kerajaan Pejanggik Lombok Tengah, raja berkenalan dengan Datu Pejanggik Maspanji Meraja Sakti memiliki anak muda bernama Mas Pakel Ukir. Sebagai tanda perasudaraan, raja Bali mengundang Mas Pakel datang dan tinggal di Bali alias diangkat menjadi keluarga kerajaan Karangasem.

Mas Pakel adalah seorang pemuda gagah, ganteng, dan sangat sopan, sehingga para putri raja bahkan istri raja sangat menyukainya. Akibatnya, keluarga lingkungan kerajaan banyak yang merasa iri atau sakit hati. Mereka lantas membuat fitnah bahwa: Mas Pakel Ukir merusak pagar ayu, merusak istri raja, merusak putri-putri raja, yang mestinya dijaga. Gencarnya profokasi menyebabkan raja termakan oleh cerita ini, sehingga membuat rekayasa untuk menyingkirkan pemuda Pakel. Pakel ditunjuk menjadi panglima, dan seolah dikirim untuk melawan musuh. Namun, di wilayah yang kini ada di kawasan Tohpati Mas Pakel berusaha untuk dibunuh. Mas Pakel Ukir sangat sakti, sehingga tidak bisa mati. Meski demikian, Pakel yang sendirian juga tidak bisa selamat dari pengeroyokan. Konon ia lantas mengambil sikap, ”Saya sekarang tahu bahwa saya direkayasa untuk dibunuh. Kalau mau membunuh saya bawalah saya ke Pantai Ujung”.

Proses berikutnya ada tiga versi:Pertama, Di pantai Mas Pakel tetap gagal dibunuh, sehingga akhirnya diusir balik ke Lombok dengan memakai perahu kecil (perahu pancing). Adapun makam yang ada di dekat Panjai Ujung, Karangasem itu, bukan makam Datu Mas Pakel Ukir (yang dikenal dengan sebutan Sunan Mumbul) tetapi makam Raja Pejanggik yang ditawan Raja Karangasem hingga meninggal. Kedua, ketika patih yang ditugaskan untuk membunuh mengayunkan pedang, Mas Pakel tiba-tiba menghilang dari pandangan dan berlari di atas air. Patih lantas membuat rekayasa untuk lapor pada raja, dengan membunuh seekor anjing dan hatinya diserahkan pada raja sebagai bukti bahwa dia telah menjalankan perintah. Namun, beberapa hari setelah peristiwa itu, tiba-tiba muncul seberkas sinar tempat Mas Pakel Ukir menghilang, dan tanah yang semula rata berubah menjadi gundukan menyerupai kuburan. Sejak itulah Mas Pakel dijuluki dengan sebutan Sunan Mumbul. Ketiga, Pakel akhirnya memang dibunuh, karena dia telah melepaskan kesaktian. Mayatnya dikubur di Pantai itu. Namun, ketika hendak dibunuh dia mengeluarkan kutukan: ”siapapun yang membunuh, semua keturunannya kalau lewat lokasi ini akan sakit jika tak bisa kencing di sekitar sini”. Perkataan Pakel ini dipercaya menjadi tuah oleh komunitas Hindu setempat. ”Saya kenal I Gede Gusti Putu. Dia nunggu dulu nggak mau lewat kalau belum kencing. Kalau belum kencing ndak berani lewat katanya. Makam yang dipercaya sebagai kuburan Mas Pakel ini kini biasa diziarai terutama pada Hari Raya Idul Fitri.

Namun jika kita lihat tentang berita dari Lombok ,bahwa Mas Pakel Ukir tidak dibunuh,namun diberikan sebuah perahu untuk kembali ke Pulau Lombok,dan Patih Kerajaan Karang Asem yang ditugaskan untuk membunuh Mas Pakel Ukir membuat laporan kepada Raja,bahwa Mas Pakel Ukir telah dibunuhnya di Pantai Ujung.Sebagai bukti bahwa Mas Pakel Ukir tidak dibunuh dan kembali ke Lombok yaitu adanya keturunannya yang sampai saat ini masih ada di Lombok yaitu di sekitar wilayah Kateng dan Mangkung.

Di Lombok menurut beberapa sumber disebutkan Putri dari Mas
 Pakel Ukir dinikahkan dengan Putra Maspanji Komala Patria yang melahirkan seorang putra bernama Maspanji Turu ,dan mas Maspanji Turu melahirkan tiga orang putra yang bernama :

1-Denek Laki ( Demung ) Nanggali yang beranak pinak di Kateng
2-Denek Laki ( Demung ) Suwa yang beranak pinak di Mangkung
3-Denek Laki ( Demung ) Paritu yang beranak pinak di Selebung Ketangga

Terkait Mas Pakel dalam konteks sejarah penaklukan Lombok oleh Karangasem, terdapat dua interpretasi sejarah.

Pertama, Pengangkatan Mas Pakel sebagai saudara kerajaan dan dipersilahkan tinggal di Karangasem, sejak awal telah dirancang untuk wahana penjajakan kekuatan: Ingin tahu berapa kekutannya, dan berapa prajuritnya. Jadi dengan adanya Datuk Mas Pakel atau disebut juga Datuk Pemuda Mas diambil sebagai saudara, kerajaan Karangasem bisa leluasa kesana-kemari untuk menyelidiki kekuatan lawan. Setelah mengetahui kekuatan dan kelemahan Lombok, Mas Pakel Ukir yang tidak lagi “dibutuhkan” disingkirkan, sedangkan penaklukan atas Lombok segera dilakukan. Jadi, pengusiran/pembunuhan Pakel dengan alasan ”merusak pagar ayu keraton”, hakekatnya sengaja direncanakan untuk mencari alasan permusuhan alias pengabsah bagi Karangasem untuk melakukan penyerangan terhadap Lombok.

Kedua, kemungkinan lain raja Karangasem memang tidak melakukan rekayasa, tetapi murni ingin membangun persahabatan dengan Lombok termasuk dengan mengangkat saudara Mas Pakel. Tetapi, raja akhirnya termakan fitnah yang dibangun elemen kerajaan yang anti Islam dan anti Mas Pakel . Akibatnya, raja Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem benar-benar marah, mengusir/membunuh Mas Pakel, bahkan akhirnya melampiaskan kemarahan dengan melakukan perang penaklukan terhadap Lombok (Selaparang dan Pejanggik).

Pada tahun 1692M terjadi pemberontakan Banjar Getas. dalam pemberontakan tersebut Arya Banjar Getas meminta bantuan kerajaan Karangasem Bali, sehinggaPejanggik dapat dikalahkan. Raja Pejanggik ditawan dan diasingkan, kemudian wafat di Ujung Karangasem. Sedangkan para bangsawan Pejanggik diantara Maspanji Meraja Kusuma mengungsi ke Sumbawa yang nanti pulang kembali ke Sakre Lombok Timur,dan keturunan Pejanggik lainnya mengungsi ke tempat tempat yang aman di Pulau Lombok.

Salah Seorang keturunan Datu Pejanggik bernama Maspanji Komala Patria putranya dari Deneq Mas Bekem Buta Intan Komala Sari dan kakak dari Denek Mas Bekem Buta Intan Komala Sari yang  bernama Mas Aji Komala yang dilantik menjadi Raja di Sumbawa mewakili Gowa tahun 1648 M, dan salah satu putra dari Denek Mas Bekem Buta Intan Komala Sari  bernama Maspanji Meraja Komala Sakti diangkat menjadi datu Pejanggik tahun 1679 -1696 M.Ketika terjadi penyerangan Pasukan Gabungan Banjar Getas dan Pasukan Anak Agung Karang Asem terhadap Pejanggik,maka Pejanggik runtuh .Pada waktu itu Maspanji Komala Patria mengungsi ke tempat yang dianggap aman,yaitu sebuah tempat di dekat Batu Dendeng yaitu yang dikenal dengan daerah Penenges.Setelah beberapa tahun di Penenges dia menikah seorang putri dari Kateng yaitu Putrinya Denek Laki Mas Pakel Ukir yaitu salah seorang dari keturunan Pejanggik juga .Dari pernikahan Maspanji Patria dengan Putrinya Denek Laki Mas Pakel Ukir,dia menpunyai seorang putra yang bernama Maspanji Turu.

Setelah beranjak Dewasa Maspanji Turu pun menikah dan menpunyai tiga orang putra yaitu:

1-Denek Laki Nanggali menetap di Kateng dan beranak pinak di Kateng.
2-Denek Laki Suwa menetap di Mangkung dan beranak pinak di Mangkung
3-Denek Laki Paritu menetap di Ketangga dan beranak pinak di Ketangga.

Diceritakan Denek Laki Nanggali di Kateng mempunyai empat orang putra yaitu:

1-Denek Laki Supria
2-Denek Laki Senjata
3-Denek Laki Gorayang
4-Denek Laki Galang

Dikisahkan keempat putra Denek Laki Nanggali ini sangat pemberani ,kebal senjata dan sakti mandraguna.karena rasa patiotismenya terhadap Pejanggik,yang telah diruntuhkan oleh Arya Banjar Getas dan Anak Agung Karang Asem,maka keempat putra tersebut memutuskan untuk memberontak kepada kekuasaan Banjar Getas dan Anak Agung Karang Asem.

Namun pemberotakan dari keempat putera Denek Laki Nanggali tersebut dapat dipadamkan dengan siasat yang dilakukan oleh Anak Agung Karang Asem,yaitu dengan menawan istri,anak dan keluarganya.Dengan berat hati dan terpaksa Denek Laki Supria,Denek Laki Senjata,Denek Laki Gorayang dan Denek Laki Galang menyerah dan meletakkan senjata bersama pasukannya.
Keempat putera Denek Laki Nanggali tersebut ditangkap dan di bawa ke Mayura Cakranegara untuk diadili.

Menurut keputusan Pengadilan setelah diadakan sidang,maka Denek Laki Supria,Denek Laki Senjate,Denek Laki Gorayang,Denek Laki Galang dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Kerajaan.Ketika akan dilaksanakan ekskusi kepada empat putera Denek Laki Nanggali tersebut,para algojo menjadi kebingungan sendiri,karena keempat putera dari Denek Laki Nanggali tersebut kebal senjata,tidak mempan oleh senjata apapun juga,hal ini membuat para algojo menjadi kewalahan.Berbagai upaya yang dilakukan untuk melenyapkan mereka namun sia sia sia belaka.Akhirnya Penasihat Kerajaanpun menyarankan agar ekskusi ditunda sementara,untuk menanyakan permintaan terakhir dari para terdakwa ,supaya mereka mau membuka rahsia kelemahan dari ilmu kekebalan dan kesaktian yang mereka miliki,dan dan mereka ikhlas mati .Maka Penasihat Kerajaan brtanya kepada keempat putera Denek Laki Nanggali tersebut ,tentang apa permintaan dan keinginan mereka.Penasihat Kerajaan berkata ," Apakah permintaan dan keinginan terakhir kalian,supaya kalian ikhlas mati ?",Maka salah satu dari mereka berkata ",Kami ikhlas mati jika Raja sanggup berjanji ,untuk memelihara dan melindungingi istri,anak dan keluarga kami ".Dan permintaan tersebut dikabulkan oleh Anak Agung Karang Asem.dan berjanji disaksikan oleh para Pembesar Kerajaan,Para menteri dan Para Pendeta/Ida Pedanda.untuk memilihara dan melindungi istrik,anak dan keluarga mereka.Setelah janji dikrarkan ,maka keempat putera Denek Laki Nanggali tersebut siap untuk diekskusi,dengan membuka segala rahasia ilmu kekebalan dan kesaktiannya,sehingga ekskusi tersebut dapat terlaksana.Setelah pelaksanaan ekskusi selesai keempat jenazah tersebut dilayonkan/dimakamkan di Kamasan Mataram.

Untuk menepati janjinya Anak Agung Karang Asem memberikan tanah ,rumah dan fasilitas lainnya kepada istri,anak dan kelurganya di Karang Taruna Mataram,dan putera putera dari Denek Laki Supria,Denek Laki Senjate,Denek Laki Gorayang,Denek Laki Galang dipelihara layaknya sebagai keluarga kerajaan.

Dikisahkan selanjutnya Denek Laki Supria yaitu salah satu dari putera Denek Laki Nanggali yang telah diekskusi oleh oleh Anak Agung Karang Asem,mempunyai tiga orang putera yang bernama :
1-Demung Runtuh
2-Demung Purwata
3-Demung Munggah,

dan Denek Laki Supria mempunyai seorang putri yang bernama Denek Bini Keraeng dan lebih populer di Lombok dikenal dengan nama Denek Bini Jeraeng,dan dinamakan Denek Bini Keraeng karena dia menikah dengan seorang ulama yang berasal dari Gowa bernama Kiyai Keraeng/Kiyai Jeraeng yang datang dari Gowa melalui Sumbawa.

Dari ketiga putra dan seorang putri dari Denek Laki Supria ,Demung Runtuhlah yang paling pandai,cerdas,berani,berwibawa dan bijaksana,oleh sebab itu Anak Agung Karang Asem mengangkat Demung Runtuh menjadi Datu yang memerintah orang orang sasak di Lombok,yang wilayahnya meliputi,Dayan Jangkuk/Utara Kali Jangkuk,wilayah Mataram,Ampenan,terus ke selatan di Lauq Babak /Selalatan Kali Babak seperti Kediri, Gerung, Kuripan, Lembar, Sekotong,dan ketimur meliputi Puyung, Sukarare, Ranggegate, Penujak, Mangkung,Kateng,Pengembur ,Selong Belanak.Pusat Pemerintahan Demung Runtuh di Mataram tepatnya di Pendopo Kantor Gubernur NTB yang sekarang.dan Demung Purwata,dan Demung Munggah kembali ke Kateng tempat tanah leluhur,sedangkan Denek Bini Keraeng tetap tinggal di Mataram dan suaminya Kiyai Keraeng dijadikan sebagai Penghulu di Mataram oleh Demung Runtuh.

Demung Runtuh mempunyai tiga orang putera yang bernama:

1-Demung Putrawangsa
2-Demung Putraji
3-Demung Putradi,

dan ia mempunyai dua orang putri yang bernama :

1-Denek Bini Tegari
2-Denek Bini Haji Ali

Setelah Demung Runtuh wafat maka wilayah kekuasaannya dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

1-Demung Putrawangsa memerintah wilayah Mataram,Ampenan,Dasan Agung,Kekalek,Pagutan ,Sekar Bela atau wilayah tengah yaitu di selatan kali Jangkuk,sampai di utara kali Babak.
2-Demung Putraji memerintah di wilayah selatan Kali Babak sampai Sekotong,Selong Belanak.
3-Demung Putradi memerintah di utara kali Jangkung dan daerah sekitarnya.

Diceritakan Demung Putrawangsa menpunyai dua orang putra yaitu :
1-Haji Nurdin
2-Mamiq Nursaid

Setelah terjadi perang puputan Cakranegara,Mataram ,Haji Nurdin pulang kembali ke Kateng dan wafat di Kateng,dan dilayonkan di Makam Peringga Kateng,sedangkan keluarga lainnya pulang ke Kebon Orong Bare Bokong.

Dari Haji Nurdin inilah Lahir Lalu Dirajab mempunyai putra putri yaitu :

1-Baiq Tale
2-Lalu Munggah
3-Baiq Waringin.
4-Baiq Rumayat
5-Lalu April
6-Lalu Imbong
7-Lalu Meidin
8-Lalu Syamsul Hakim
9-Baiq Gusniati
10-Baiq Juni
11-Lalu Ari

Dan pada akhir hayatnya Lalu Dirajab wafat di Selebung Ketangga,dan dilayonkan di Keruak Lombok Timur.Dari Putranya Lalu Dirajab yang bernama Lalu Munggah ,maka lahirlah lima orang putra putri yaitu :

1-Lalu Husnul Yaqien Juniansyah
2-Baiq Wiwik Marlina
3-Baiq Eliana
4-Baiq Erni Mahida
5-Lalu Ikhwanuul Kamal

Lalu Munggah bermukim di Selat Narmada .Kabupaten Lombok Barat bersama putra putrinya,dan setelah Lalu Munggah wafat .maka ia dimakamkan di Selat Narmada
Puteranya Lalu Munggah yang bernama Lalu Husnul Yaqien Juniansyah mendirikan sebuah Organisasi olah Kanuragan yang bernama Maspanji Sangaji Samaguna Indonesia,yang berpusat di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat.

Pulau Lombok adalah salah satu pulau kecil diantara 17508 gugusan pulau pulau Sunda Kecil atau Kepulauan Nusa Tenggara.Pulau ini terletak di sebelah tenggara Pulau Bali,dengan alamnya yang cukup indah dan subur.Lombok Mirah Sasak Adi adalah nama yang tertera dalam Kitab Negarakertagama karangan Empu Pranpanca pada pupuh ke 14 yang berbunyi "Sawetan ikanaɳ tanah jawa muwah ya warnnanen, ri balli makamukya taɳ badahulu mwan i lwagajah, gurun makamukha sukun / ri taliwaɳ ri dompo sapi, ri saɳhyan api bhima çeran i hutan kadaly apupul.Muwah tan i gurun sanusa manaran ri lombok mirah, lawan tikan i saksak adinikalun / kahajyan kabeh, muwah tanah ibanatayan pramukha banatayan len / luwuk, tken uda makatrayadinikanaɳ sanusapupul." Yang artinya sebagai berikut,"Di sebelah timur Jawa seperti yang berikut: Bali dengan negara yang penting Badahulu dan Lo Gajah, Gurun serta Sukun, Taliwang, pulau Sapi dan Dompo, Sang Hyang Api, Bima, Seran, Hutan Kendali sekaligus.Pulau Gurun, yang juga biasa disebut Lombok Mirah, Dengan daerah makmur Sasak diperintah seluruhnya, Bantayan di wilayah Bantayan beserta kota Luwuk, Sampai Udamakatraya dan pulau lain-lainnya tunduk". Di Pulau Lombok inilah tumbuhnya sebuah organisasi Olah Kanuragan yang menggunakan sarana Natural Magnetik Energi yang pertama kali ditemukan oleh Lalu Husnul Yaqien Juniansyah,penemuan tersebut ternyata sangat banyak mamfaatnya,terbukti dari beberapa hal yang langsung dapat digunakan dalam kehidupan sehari hari.

Pada awal penemuan ini terjadi secara tidak sengaja dan tak disadari tumbuhnya,ketika Lalu Husnul Yaqien Juniansyah masih duduk di bangku sekolah kelas II SMPN negeri Narmada Lombok Barat.Pada waktu itu energi itu tumbuh pada tubuh,seakan seakan ada suatu tenaga yang tiba tiba mendorong dalam diri yang membuat tubuh menjadi bergetar,Getaran itu semakin kuat dan sepat membuat bingung,apatah gerangan sehingga hal tersebut terjadi dengan sendirinya.

Namun kejadian aneh yang terjadi sejak tubuh itu bergetar yang membuat heran pada diri sendiri ,dan banyak kejadian kejadian yang diluar jangkauan nalar terjadi pada waktu itu antara lain:

1-Tiba tiba melihat kejadian kejadian yang tak pernah dilihat dan dipikirkan seperti melihat soal soal test ulangan dan ujian,melihat kejadian sesuatu disuatu yang jaraknya jauh tanpa disengaja dan kejadian tersebut setelah dicek kebenarannya ternyata benar benar terjadi,dan banyak pengelihatan yang tak pernah diinginkan dan dipikirkan terlihat begitu saja tanpa melalui sebuah cara,ritual,atau dengan mantra atau doa.
2-Sejak tumbuhnya tenaga yang bergetar di tubuh tersebut ,tubuh tidak pernah sakit,jika capek atau lelah dengan seketika tenaga tersebut memulihkan kembali keadaan tubuh.
3-Setiap memegang orang yang sakit pada saat ternyata sembuh dengan tanpa disadari.
4-Suatu ketika pernah terjadi Lalu Husnul Yaqien di tabrak Puso Baruna Artha di Lembuak Narmada,namun terjadi kejadian aneh motor yang ditabrak hancur,dan Lalu Husnul Yaqien berada di pinggir jalan melihat sendiri motornya tertabrak puso,dan dia sendiri selamat tidak kurang satu apapun juga.
5-Dicoba pada jurus jurus silat ternyata tubuh,tangan dan kaki bergerak refleks ,dan dapat menyerang ,menangkis,mengelak,menghindar dengan refleks juga.

Itulah beberapa hal tentang Natural Magnetik Energi yang tumbuh Lalu Husnul Yaqien dan masih banyak kejadian lain yang terjadi pada awal Energi tersebut tumbuh tanpa disadari.Apa yang terjadi pada tubuh Lalu Husnul Yaqien tersebut dicoba ditularkan kepada orang lain dengan tehnik tehnik tertentu dan ternyata dapat ditularkan kepada beberapa orang sahabatnya. Magnetik Energi yang telah tertular kepada sahabat sahabatnya tersebut itupun dapat digunakan dengan berbagai kebutuhan dalam kehidupan sehari hari.Melihat hal tersebut maka Lalu Husnul Yaqien memberanikan diri untuk menyebarkan tehnik atau methode tersebut kepada teman,sahabat dan sejawat ,sehingga terbentuk Organisasi Maspanji Sangaji Samaguna (MPSSGI).

Sejak pertama kali menjejakkan tilasnya di Bayan Lombok Utara,Maspanji Sangaji Samaguna Indonesia mulai menyusun langkah sejarahnya.Perjalanan tapaknya mencerminkan ketegarannya untuk memacu semangat yang tak kunjung padam.Dari Bayan ia mulai merambah dengan pasti,dukungan dari Pembina Utama,instruktur,dan anggota membuat Maspanji Sangaji Samaguna Indonesia dikenal oleh masyarakat di Pulau Lombok.Kiprahnya dalam pengobatan alternatif,untuk menjaga kesehatan diri sendiri telah banyak membawa hasil yang nyata,sudah banyak pasien pasien yang telah disembuhkan dengan terafi aliran Natural Magnetik Energi.baik penyakit medis maupun non medis.Eksperimen terus dilakukan selain sebagai sarana pengobatan akternatif yang tidak memiliki efek samping dan kontra indikasi,aliran Natural Magnetik Energi inipun dapat digunakan sebagai perangsang kecerdasan otak,memperkuat daya ingat,hapalan,dan digunakan sebagai jurus silat refleksi yang mampu membaca setiap serangan dengan refleksinya,mempertajam naluri yang dapat membaca secara fisika maupun metafisika,Hal hal tersebut dapat terbukti secara riel dan akurat,sehingga Maspanji Sangaji Samaguna Indonesia merupakan pembelajaran nyata bagi anggotanya,bahwa apa saja yang mereka dapatkan dalam latihan dapat digunakan secara realita dalam kehidupannya.

Dari Bayan Lombok Utara Maspanji Sangaji Sangaji Samaguna Indonesia mulai dikenal dan berkembang,perkembangan awalnya masih di sekitar Lombok Utara seperti di Tanjung,Gondang,Kayangan dan Trawangan.Seiring dengan usianya yang semakin bertambah ,Maspanji Sangaji Samaguna Indonesia mulai melebarkarkan sayapnya ke Kodya Mataram,Lombok Timur ,dan Lombok Tengah.Seorang Mahasiswa asal Lombok yang bernama Yusran yang kuliah di Malang Jawa Timur,pernah membuka latihan untuk para mahasiswa yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia,dari cikal bakal hal tersebut,setelah para mahasiswa menamatkan studinya masing masing,mereka kembali pulang ke daerah asalnya.Hal ini yang menyebankan terjadinya penyebaran Maspanji Sangaji Samaguna Indonesia ke pelosok Nusantara,Pada tahun 2007 Msspanji Sangaji Samaguna mulai merambah ke Bali yang disebarkan oleh anggota anggota yang berasal dari Bali.Seorang Anggota Maspanji Sangaji Samaguna Indonesia yang bernama Indra membentuk Cabang di Perambanan Daearah Istimewa Hayokyakarta Hadiningrat,Pada tahun 2012 Maspanji Sangaji Samaguna Indonesia mulai menapakkan jejaknya di Bumi Pasundan dengan terbentuknya Cabang Maspanji Sangaji Samaguna Indonesia Cabang Indramayu,yang disebarkan oleh seorang anggota Maspanji Sangaji Samaguna Indonesia yang berasal dari Kertasemaya yang bernama Rubiyanto.Rubiyanto menunjukkan komitmennya ,sehingga Perkembangan Maspanji Sangaji Samaguna Indonesia menunjukan hal yang sangat menggembirakan di Tanah Pasundan.

Sebagai Pembina Utama Maspanji Sangaji Samaguna Indonesia ,saya pribadi menyampaikan penghargaan yang setinggi tingginya kepada para sesepuh,Pengurus,Pelatih/Instruktur,dan segenap jajaran anggota ,yang telah dengan bantuan moril,tenaga,dan dana memberikan andil dan sumbangan,sehingga Maspanji Sangaji Samaguna Indonesia dapat bertahan dan berkembang seperti yang lihat saat ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar